Lukisan Zeb Khalid. Sumber: Youtube.
PADA ALISMU
pada alismu
selembar cerita dituliskan
berjudul pohon rindu yang rindang
meneduhi hasrat seorang lelaki
yang lama dibasahi sunyi
pada alismu
kebun mawar dibangun dengan sekejap
sekedar menghibur anak remaja di hari minggu
Lebeng Barat, 2020
PERTANYAAN KEPADA NISWA
apakah hujan melupakan awan
sejak mengaliri liuk-lekuk anak sungai
menjelang rasa ini dirahasiakan?
mungkinkah janji di tubuh cinta
seketika pergi dari doa-doa
setelah kita saling berdenting
pada angin paling dingin?
akankah tangis merdu
yang kau bisikkan petang lalu
akan menghilangkan rasa ragu
setelah kita saling merindu?
Lebeng Barat, 2020
WASIAT RINDU
pergiku akan lama
akan lama tak bisa berjumpa
maka, tataplah rinai hujan yang jatuh
sebagaimana rndu patuh pada seruh
Lebeng Barat, 2020
IA LIHAT
ia lihat
bekas jejak perempuan
mengarah ke jalan pulang
barangkali, sebab kenangan
ia lihat
potongan gelap di malam purnama
jauh lebih bijaksana ketimbang doa
mewarnai gugur kata-kata
mesti ia lihat
kematian yang baru dijanjikan
sudah sampai di gerbang istana
dengan sekotak tisu
untuk menghapus air mata rindu
Lebeng Barat, 2020
MENATAP SEDIH
sebagaimana kejujuran itu melintas begitu
pelan, orang-orang menatapnya penuh alasan
bahwa hidup adalah luka paling indah
di atas daun-daun yang sudah basah
seberapa panjang kau telah bermimpi
masih adakah rasa kantukmu di pagi dini,
di pagi ketika mmatahari mulai terbit
dan tiada lagi selain rindu yang terselip
burung-burung berkicau
seperti menyamar suara desau dan kacau.
Lebeng Barat, 2020
AYAT-AYAT TANYA
sering kutanyakan pada laut
perihal maut yang datang tiba-tiba
yang datang tanpa harus disangka
bagi tubuh yang haus dengan derita
sering kutanyakan pada gelombang
tentang ikan-ikan yang tak lelah berenang
mencari sumber ketabahan
pada lumut di selat karang.
namun, perlu kutanyakan
apakah cinta dan pengorbanan
adalah saudara kembar dalam kematian
hingga pagi dan siang berayunan
menekuni perintah tuhan.
Lebeng Barat, 2020
J. Akid Lampacak, lahir Lebeng Barat, Pasongsongan, Sumenep, Mei 2000. Menulis cerpen dan puisi. Karyanya tersiar di berbagai media massa. Alumnus PP. Annuqayah Guluk-Guluk, Sumenep Madura.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar