Sumber Foto: Penerbit Halaman Indonesia |
Dzikir
Menyebut
asmaMu
Tasbih
tiada ujung
Setiap alunan napas
Membasuh
nafsu hingga bersih putih
Larut
dalam keheningan
Mengadu
dosa bahasa air mata
Di atas sajadahmu
Kutuntaskan tangis
Pamekasan, 13 Desember 2017
Sepasang Kekasih
-kepada Abi dan ummi di kampung
Wahai
Sepasang
kekasih
Masih
aku menatapnya
Keriput
ladang yang bergelombang di wajah kalian
Memaknainya
bersama waktu yang tak hentinya
Memasang
deru napas setiap langkah anakmu
Langkah
untuk mencari jati diri
Mengharap
ridho Sang Ilahi Rabbi
Wahai
Sepasang
kekasih
Yang
berlaqob Abi dan Ummi
Kasih
sayang yang kau pinang bersama
Untuk
mengikat tali kebahagiaan keluarga
Wahai
Sepasang
kekasih
Tak
mampu membayar gundukan hutangku
Sepanjang
waktu
Terhadap
jasa-jasa kalian
Yang
merawat, menumbuhkan
Membuahkan
aku ilmu ranum dan manis rasanya
Pamekasan, 16 Desember
2017
Teratai
Di
atas air
Mengapung, kembang bermekaran
Suara
gemericik hujan menetas dalam
sunyi
Satu, dua, dan
banyak tetesnya
Tak
dapat hinggap pada gaunnya
Ngelimis
Janji
mengakar tanpa tanah
Ikan-ikan
bergumul di bawahnya
Oh,
sungguh
Tak
bisa nalar di lembah akal
Pamekasan, 2 Januari
2018
Hidangan
Waktu
Sudah
ibu sajikan sepiring senja
Ketika sore yang masih muda usianya.
Kali
ini aku harus siap-siap
Menyulam
bahagia pada wajah ibu
Di
meja makan
Kami
hanya berdua
Ibu
menyuapi penuh kasih sayang
Setelah
ayah pergi bersama cangkul doa-doa
Untuk
menanam barzah pada sehektar sawah
Yang
menjadi parfumnya saat ini
Barangkali
kepulangan ayah mewariskan
Separuh
bulan di dadanya
Hingga
jika waktu nanti malam hadir
Walau
tak pernah diundang
Warisan
bulan tumbuh jadi purnama
Pamekasan, 10 Februari
2018
Sebuah Tragedi
Tragedi I
Sewaktu saya membelah dada malam
yang menua, sabit tercipta dari riuh doa-doa,
secepatnya saya mengamini bintang-gemintang, sementara di ujung sana seorang
membuka jendela rumahnya lalu menangis bertalu-talu, sepertinya ia tidak suka
pada drama yang saya pentaskan bersama malaikat Rokib
Tiba-tiba malam tergesa-gesa
menjemput pagi melahirkan matahari yang saya cinta, semoga dia dan mendung yang
tumbuh dari ubun-ubun laki-laki itu tidak dapat restu Tuhan untuk menuruni
hujan
Maka bahagialah saya sepanjang hari
Tragedi II
Sewaktu saya berimajinasi di padang
ingatan, menanam kata dalam lembaran tanah yang gersang, semakin hari
bertambah, bibitnya menyembul rekah, dan saya masih sabar menunggu ia berubah
lalu berbuah
Rindu telah
terlunasi, semua indah pada waktunya, saya petik buahnya, saya rasakan
bermacam-macam rasa terkadang air mata mengembun saking nikmatnya.
Tragedi III
Sewaktu siang memeras keringat saya,
hingga tubuh berlumut kerontang dan berkarat, waktu itu saya menunggu sambil
bekerja sebagai kuli kata, menumpuk sekian banyaknya saat menarik senja,
semangat semakin berkobar untuk bekerja, tapi terkutuk saya menjadi air yang
beku, membatu
Waktu benar-benar menua dan
menyesakkan dada, saya terperangah setelah nampak semua tiada.
Pamekasan, 10 Maret
2018
Isbatul
Haq
biasa di panggil Isbat atau bisa juga dengan nama laqobnya Difasya El Khan.
Lahir di kampung Pakotan, Pasong-songan, Sumenep pada Sabtu pahing 21 Oktober
2000. Ia menulis puisi saat menginjak kelas 3 Madrasah Tsanawiyah dan
men-cintai dunia puisi sejak bergiat di Forum Lingkar Pena (FLP) Ranting
Banyuanyar.
Ia
juga menggeluti program lesehan Gubuk Istana Kata di mana setiap penghuninya
wajib menulis puisi sekaligus membacakannya setiap pertengahan malam. Selain
itu ia juga pernah aktif menyelami berbagai organisasi di antara-nya (OSIS) MTs
Istikmalunnajah, (REC) Radiant English Course, (BFEC) Branc of Fan of English
Corse, (MJQ) Markas Jamiatul Qurro’, (K-One) Famili Santri pasongsongan
(PERSADA) Persatuan Santri Darul Ulum Banyuanyar Wil. Kab. Sumenep. Saat ini ia
mengabdi sebagai pustaka-wan di Perpustakaan Pusat Pesantren dan juga sebagai
editor Orion, di situlah penulis bisa menjamah dunia dan tumbuh beriringan
dengan perkembangan zaman.
Penulis
pernah meniti pendidikanya di MI Annajah, MTs Istikmalunnajah Pasongsongan.
Pada tahun 2016 ia hijrah ke PP. Darul Ulum Banyuanyar. Sebelumnya ia pernah
nyantri di PP. Al- Istikmal Pakotan Pasongsongan. Sekarang ia duduk di bangku
Jurusan Bahasa kelas akhir XII, MA Darul Ulum Banyuanyar.
Penulis
juga pernah meraih prestasi di berbagai macam lomba kepenulisan, di antaranya
Juara II lomba menulis cerpen (Madu Award), Juara III lomba menulis cerpen
(GIA) Gebyar Idul Adha, Juara I lomba
menulis Puisi (DKTC ), dan beberapa karyanya telah di publikasikan di berbagai
media online maupun media cetak, di antaranya majalah Al-ikhwan, On The
Wall, Adikarya, Shodaqo, Orion, dan
media lainya. Penulis bisa di hubungi melalui:
Facebook : Difasya El Khan
Whatsapp : 085330250493
Tidak ada komentar:
Posting Komentar