Sumber gambar: g/ republika.co.id |
SEEKOR
BELALANG YANG HINGGAP
DI BAHU
SEORANG PEREMPUAN
ia
kukuh teguh dalam teduh
dan
perempuan itu tiada kenal keluh.
belalang
dengan pasang mata lugu
piawai
mengirim geletar debar ke hatiku
hingga
mata tak lagi mampu
mengasuh
resah sekaligus cemburu.
mereka
senang berbagi tenang
asaku
bara semakin nyalang
;
ingin aku bersandar sekadar mengejar riang
agar
luruh seluruh pilu
seperti
seekor belalang
yang
hinggap di bahu seorang perempuan itu.
aku
masih tak mengerti
mengapa
seekor belalang
lebih
memilih hinggap di bahu seorang perempuan
daripada
ranting atau dahan-dahan?
Sumenep,
2019
MADAH KIAI
SYARQAWI
kucium
aroma lebih harum dari kuntum bunga ranum
saat
sejarah terasah dalam sila
pada
sela-sela kupeluk khusyuk dengan dzikir dan doa.
lalu,
engkau mengalir deras dalam ingatan
;
seorang musafir menyihir belantara
menjelma
belahan surga
merentang
tabah seluas samudera
hingga
dari lembut sentuh jemarimu
mengalir
sungai sepanjang angan mengasuh bayang-bayang.
semogalah
jua terdengar olehmu
degub
letup hatiku
resah
menanti barokah
dari
engkau, sang auliyaillah.
Annuqayah,
2019
MADAH KIAI
ABDULLAH SAJJAD
teruslah
tumbuh dalam asaku, kiai
agar
tiada gentar kuhadang segala serang
meski
tanpa sebilah pedang
meski
tanpa kugenggam senapan.
aku
akan tetap teguh
bila
ruhmu ke dalam jiwa berlabuh
bila
jiwamu ke dalam ruh menyatu.
Annuqayah,
2019
MADAH KIAI
ILYAS SYARQAWI
adakah engkau putra sang malaikat?
sejauh
kisah menyepuh namamu
yang
tajam merajam telinga
adalah
sam’anwaatha’anyang kaugenggam.
engkau
padi menguning
tunduk
dalam bising dan hening.
ingin
aku hidup sezaman
untuk
belajar menafakkurisegala yang datang
sebab
pituturmu telaga
harap
bagi seluruh dahaga jiwa.
ingin
kureguk
sampai
mabuk
lalu
suntuk
dalam
satu peluk.
Annuqayah,
2019
MADAH KIAI A.
WARITS ILYAS
memancarlah
cahaya lebih indah
tinimbang
seribu purnama
dari
engkau yang tiada pernah lelah dan resah
memangku
istiqamah.
kerap
kudengar engkau berfatwa
“al-istiqamatu ainul karamah”
namun,
pada semesta jiwamu
aku
debu
sungguh
tiada mampu
bagaimana
cara menyuburkan wejang itu di ladangku,
bagaimana
cara menindih letih sampai tak ada lagi,
bagaimana
cara agar sabar sukar buyar?
sudikah
kau ajari aku semua itu, kiai
setidaknya
satu majelis dalam mimpi
sebab
di dunia nyata
kita
tak dapat lagi berpandang mata?
Annuqayah,
2019
ZEN KR, nama pena dari
Zainul Kurama. Santri PP. Annuqayah Lubangsa asal Batang-Batang, Sumenep,
Madura. Aktif di Komunitas Persi-Iksabad.
Keren dah pokok nya..😄😄
BalasHapus