Sumber gambar: g/instmobile.com |
SUATU
MALAM DI DESA
saat
gelap menguasai warna malam
aku
duduk di teras rumah
kutatap
setiap sesuatu yang mampu
kutangkap
dalam pandang
di
kaca jendela gerimis mengembun
dari
sisa hujan yang turun
tak
ada musim gugur
di
bulan mei yang subur
pohon
tempat
persinggahan
burung-burung
daunnya
menjuntai dan angin
semakin
kencang berderai.
Mei,
2018
BAYANG-BAYANG
aku
bentuk yang memiliki
batas
antara cahaya dan diriku sendiri
aku
diciptakan dari setiap benda
yang
menampung setiap cahaya
matahari,
lampu, bulan, bintang
dan
sebagainya yang terang
ada
orang yang berlindung di tubuhku
dan
penyair membawaku ke alamnya yang syahdu
aku
takut kegelapan
disanalah
hayatku berakhir
dari
catatan takdir
suatu
saat pada musim hujan
aku
bersedih menyendiri
sementara
aku tak mampu melebur
di
dalam rintiknya yang deras
aku
bayang-bayang
hidup
dari kenyataan yang terang
mati
di dalam malam yang kelam.
Oktober, 2018
MENGELABUI
JARAK
kusaksikan
engkau dari rentang jarak tak tersentuh
sesekali
tersenyum dengan angka-angka
yang
menghitung jumlahnya sendiri
kita
hanya terpisah oleh layar telepon
dan
waktu telah menyatukannya
dengan
jalannya sendiri
tak
terikat oleh jarak yang fana itu
sesekali
mata kita mempertemukan tatapan
yang
berakhir dengan senyum rekah di bibirmu atau bibirku
kau
belajar tekun, aku memandangnya kagum.
Oktober,
2018
PADA
WARNA MALAM
yang
tampak dari malam
adalah
gelapnya
yang
ramai dibicarakan
adalah
sepi sunyinya
warna
malam adalah
kesaksian
pahit sepasang kekasih
yang
gagal menikmati purnama
tak
ada yang tahu dan paham usia waktu
dari
jogja yang jauh rindu menggebu
kepadamu
di dasar hati yang sendu.
November,
2018
Gambar: g/ arsippenyairmadura.com |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar