Gambar: g/ galeri-nasional.or.id |
KARAMAH
KIAI HOSAMUDDIN PANGABASÈN
Siapa yang
membangunkan pepohonan
Tiap tengah malam di sepanjang hutan
Hingga
daun-daunnya pun bergetaran
Ranting-ranting kering juga bersahutan
Hutan ini begitu
rimba sekali
Yang terkelih hanyalah melati mati
Batang berduri
menggeruit sampai sunyi
Berkali-kali mengancam langkah kaki
Dan ular berbisa
mengangkat kepala
Di antara semak-semak berbahaya
Bersiap-siap
menggigit apa saja
Sampai mangsa tergeletak tak berdaya
Tak terdengar
lagu-lagu burung merdu
Selain kelewar dan burung hantu
Yang sepanjang
malam mematuki rindu
Hingga jatuh ke tanah langsung berbau
Tak ada
kunang-kunang berbagi terang
Selain sayapnya patah saat terbang
Diterpa angin
masuk ke lubuk jurang
Menjadi mayat yang hanya tinggal bayang
Mula-mula dirimu
yang sering lewat
Dengan bibir yang dibasahi selawat
Lama-lama dirimu
semakin dekat
Tanpa perlu menyusun tipu muslihat
Tak perlu
berteriak Allahu Akbar
Tapi di hati api masih berkobar
Apalah arti syahadat
yang berkibar
Tapi mulut hanya jadi sarang ular
Cukup dari daun
pisang tak berarti
Cintamu yang begitu lembut menyanyi
Batang melati yang
mati hidup lagi
Perlahan-lahan sudah tercium wangi
Bahkan buah
rupanya berbuah lagi
Dari ranting-ranting yang telah puisi
Dan kemarau
hanya mampu jadi duri
Menjaga pohon dari segala nyeri
Duh, rupanya di
hutan ini dirimu
Memang tidak perlu memecahkan batu
Merobohkan pohon-pohon
sesukamu
Hanya untuk menegakkan rumah baru
Hingga burung
tak mencari hutan lain
Atau mematukmu dari atas angin
Ular tak butuh
mencari semak lain
Sebab bersamamu jadi air dingin
Maka masih
perlukah kauangkat lengan
Jika hanya dengan gerak-gerak ringan
Yang duri tak
lagi melukai hati
Dan yang patah tak lagi merasa nyeri
Masih perlukah kau
berteriak lantang
Jika dalam sunyi doamu yang tenang
Mengubah bisa
ular jadi ramuan
Yang menguatkan tubuh dan ketabahan
Rasanya memang
tak perlu apa-apa
Sebab caramu yang tak menjual kata
Membuat bulan
jadi betah di dada
Matahari membuka jalan ke surga
Sanggar Caraka,
2018
MENGAJI
PADA NYAI RAHWIYAH
Kepadamu aku pun
perlu mengaji
Mengeja huruf-huruf di lembar sunyi
Ketika dirimu
memasak di dapur
Dan di halaman menyapu daun gugur
Kubaca api yang
menyala di tungku
Api yang tak pernah membakar hatimu
Yang setiap pagi
menanak harapan
Sebagai penguat tabah seharian
Hingga di dada
kuhafal satu kata
Yang terus menuntun jalanku ke sana
Jalan panjang
menuju rumah bahagia
Ke
dalam jiwamu yang penuh nga-bunga
Di sini tidak
ada serakan sampah
Kecuali put-rumput doa yang cerah
Di sepanjang
tepinya bunga merekah
Di tengah-tengah ada kolam yang indah
Aku belajar
menata taman hati
Dengan menanam kata-kata yang sunyi
Menyapunya bila
daun-daun gugur
Menyiramnya agar cinta tetap subur
Lalu di matamu
yang begitu teduh
Aku belajar menempuh jalan jauh
Bahwa peluh yang
jatuh bukanlah api
Untuk menghanguskan langkahku di sini
Tapi ia adalah
butiran hujan
Turun untuk membasahi jalan-jalan
Agar kakiku tak
lagi kekeringan
Bisa-bisa darah juga berceceran
Pada kata-katamu
yang sederhana
Aku mengaji tentang cara bicara
Bagaimana
menyapa yang lebih tua
Menjaga sopan pada yang lebih muda
Ternyata tidak
gampang melakukannya
Sebagaimana mengingat lagu cinta
Aku butuh waktu
yang begitu lama
Lebih-lebih ketika dilarung luka
Pada dirimu yang
sepenuhnya cinta
Aku berusaha mengkhatamkan kata
Tiap pagi aku
terus menghafalnya
Tiap malam aku terus mengingatnya
Kini dengan
denyut-denyut dalam dada
Kubaca lagi huruf-huruf bernyawa
Hurufmu yang
tidak tersentuh angkara
Kubungkus dengan rindu yang
sesungguhnya
Hingga kini di kuburanmu
yang sepi
Kukirim lagi untukmu dalam sunyi
Sebagai caraku
mengaji kembali
Sebab sampai kapan aku tetap santri
Langgar Caraka, 2018
Gambar: doc/ arsippenyairmadura |
Faidi Rizal Alief masih
belajar menulis puisi dan kebetulan pernah membacakan puisinya di Rumah Pena
Kualalumpur Malaysia sebelum lahir buku puisinya Alief Bandungan Kaleles Publishing, Juni 2015 dan Pengantar Kebahagiaan Basabasi, Juni
2017. Kini aktif di PGMI STAIM Tarate Sumenep. Alamat:
Jl. Gapura dsn. Sema Bandungan RT 02 RW 05 Gapura Tengah Gapura Sumenep Madura
69472. Email: faidi.rizal1987@gmail.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar