Diambil dari Abstract Panting |
BUKIT KALOMPEK
Girang
Kulihat
surau-surau
Kulihat
pulau-pulau
Ia
tinggi menjulang
kudaki
kuterjang
Habiskan
senja petang
terseret
kabut remang
Biarkan
sungai-sungai
Teguh
mengalir tiada akhir
Dibukit
ini
Biarkan
tubuhku jadi air,
Ayal
mengalir pada tubir
Membasahi
silau bibirmu
Mengulum
rinai ranum senyummu
Pangabasen,
08'17, Jam 00:25
TERBARING
LAMUNAN
Sepi
di tepi malam
Masih
tersanjung kesunyian
Masih
mengalir kerinduan
Wajahnya
yang singgah,
Singgah
menjadi gairah
Kelam
Terdiam
Riang
Menyerang
Gapura,
Agustus 17
Gitarku
Jreng
!!!
Kudendangkan
rajutan lirik irama lagu
Ayal
menukik senja dan memetik rinai gitar itu
Suaraku,
dawai meliut girang setinggi gunung
Mengakar
jalar terjal, menyulam angan kesunyian
Hoo..
Hoo.. Hoo..
Suaraku,
pun rinai gitarku, kerap kali kupetik berteriak lantang,
Berdendang
oh berdendang jelang malam tak berbintang
Meski
diluar terjajah hujan, tetap kubuang deresi kenangan
Seraya
bernyanyi, mengulum skenario sajak kebahagiaan
Kamarku,
14 Agustus 17
Saiful Bahri, lahir di
Sumenep, Pada Tanggal O5 Februari 1995. Selain menulis, ia juga salah seorang
aktivis di kajian sastra, dan bergelut di dunia "Teater Kosong
Bungduwak" Sekarang ini pula ia aktif di perkumpulan dispensasi Gat's
(Gapura Timur Solidarity) dan juga Fok@da (Forum komunikasi alumni Al-huda), sekaligus
Purnama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar