Sumber: Modern dinding kanvas |
Menjelang Perpisahan
Di bawah tirai matahari yang
meledakledak
Rasa dendam begitu jelas mendiami hati kecilku
Dan aku yang terlanjur setia kini
ditinggal terluka
Mengingatmu adalah pekerjaanku
Dan tanpamu, aku bagaikan surga tanpa adam
dan hawa
Amel, beri aku surga yang selalu mereka ceritakan
Biarkan kelajangan ini melayang bersamamu
ke mana
Angin membawanya
Tangisku begitu keras. Bagai debur gelombang
Yang meraih tanah merah di tepian
Atau mungkin jadikanlah aku bangkai hati
yang abadi dalam dirimu.
Godean 2015
Adalah Cinta
Tetapi bagiku engkau adalah yang terahir
Meski kau mengawali dengan yang pertama lagi
Padahal di kalender 27 april sudah ada tuhan
Ada janji dan kematian yang menyaksikan
Dan engkau seakan menganggap ini permainan
Yang tak pernah selesai kita pikirkan
Dan perlu kau ingat, di darahku ada darahmu
Begitu erat.
Godean 2015
Tentang Kesetiaan
Sementara air mata kesedihan menjadi
saksi dalam tangisan
Pelajaran kesetian sulit untuk
diterapkan
Dan tak pernah tercapai seperti yang ada
dalam impian
Pun air mata tak terhitungkan
Pada angka dan ruang yang telah
ditentukan
Gambar gambar mesra adalah kenangan yang
tertinggal
Hanya saja setumpuk tulisan
Yang bisa aku saksikan
Membuat segalanya terkubur tanpa nisan.
Cabean 2015
Cinta dan Kematian
Padahal cinta ini lahir dari kesunyian
Atas kepergian seseorang
Yang kembali dangan wajah mengerikan
Dan membuat rumput-rumput kering
Bebatuan hancur menjadi krikil
Kholil D. Rahman, Nama pena dari (Khalilurrahman), lahir di Bicabbi,
Dungkek, Sumenep (Madura).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar