Sumber : Surya Gemilang's |
Sekam
Kenangan adalah wajah bulan yang memancar di permukaan
lautan
Semakin kuselam ke dasar ia semakin menghilang, adakah
ia tersimpan
dalam-dalam ke rerungkang ingatan, memotong perasan
yang lama-lama
tersimpan dalam bungkam, hingga cinta hanya menjadi bahasa
diam yang
tersekam.
Angin merekam bahasa daun, angin kesiur gugur tetes embun,
hujan pun
Turun menghapus jejak kaki dan tapak gagak menunggu jajan
genap melepas
almanak yang berdarah, maka kenanglah aku semampu waktu
mengenang samsu.
Jangan biarkan kenangan menghapus masa lampau, masa
silam yang terjal.
Yogya. 2013
Genggam
Kita saling genggam sebelum akhirnya berlepasan seperti
hujan
Dan aku menghilang dari pandanganmu yang teduh itu,
meninggalkan gerimis dari teduh matamu
Dan kini aku datang kembali seperti perahu yang datang
membelah gelombang, dan kesiur desir angin
Membuat riak permukaan lautan, bergetar, tangan kita,
tanah tempat pijakan semua berguncang, kita saling
Genggam sebelum akhirnya berlepasan seperti ikan-akan berloncatan
ke udara mengatakan kata-kata cinta pada
angkasa, pada udara.
Yogya, 2013
Jam
denting jam tengah malam berputar-putar menanam ketekutan
dalam pikiranku
seperti hantu waktu memburu, aku ingin berteduh di
angka ketujuh, sebab asap
yang melesat lesap ke udara menebar warna bagi senja,
adalah cinta yang berlayar
kesamudera jiwamu itu membelah batu-batu dan mampu mendiamkan
angka jam hingga langit memekik asap lesitdan aku memanggilmu dalam seru kalbu
yang amat sakit.
dan denting jam tengah malam itu tak lagi mengelilingi
ketakutanku, tapi
berlalu dari buku harianku, dari kitab-kitab para
nabi.
Yogyakarta. 2013
Ridhafi Ashah Atalka, lahir di Sumenep Madura, 21 September 1992. Puisi-puisinya terbit di
pelbagai media massa. Alumnus PP. Annuqayah daerah Lubangsa. Kini tinggal di Yogyakarta,
dan bergiat di Lesehan Sastra Kutub (LSKY) Yogyakarta. Jln, Parangtritis KM 7,5
Cabean, Sewon Bantul, Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar