Meditasi
ke Tepi Mediterania
—Aylan
Kurdi
Datanglah ke sini, Tuan
inilah Laut Mediterania
asinnya keringat, air mata
dan darah yang tumpah
dihempas gelombang
Lihatlah lambaian itu
terkembang pada layar
dihantam angin
halilintar
dan riak kecil pada
pantai
adalah jerit sebelum
karam
Jika suatu pagi Tuan
datang
ke sepanjang tepian
laut ini
pastikan anak-anak
kecil
tidak lagi terbekap
pasir
mengirim tangis dari
tengah laut yang pilu
[Marmaris, 2015]
Ke
Smyrna
1/
Di Efesus
sebuah halaman luas. Apa kabar mitos-mitos?
seekor anjing lidahnya patah. Siapa menggonggong?
tujuh pemuda tertidur. Siapa terantuk merayakan diam?
waktu membeku pada dinding batu. Jangan tanya
nama-nama yang dikenang penduduk kota
celaka adalah keabadian bagi mereka
Di Efesus
Decius menunggu
pasukan kuda datang dengan kitab suci
para rahib dan imam melempar ayat-ayat
perang di sebuah halaman luas mitos-mitos
aku menonton dengan kepala yang kusimpan
pada lubuk laut di ujung pulau, tanah air yang diam
2/
Ke tepi Smyrna, Bunda
Maria tergelincir
rumah kecil dibungkus
hasrat sebuah kapal
dinding batu murung
dan kanal kecil mengalir
dari hulu Efesus,
dari selangkangan istana raja
di manakah Isa
Al-Masih lahir
di bawah pohon zaitun
atau sebongkah kurma
menatap Laut Ege
atau mereguk aroma
Laut Mati
di sebuah kandang
domba yang rakyatnya terlunta
3/
Ke Pergamon
aku meninggalkan
Ashabul Kahfi
tertidur lebih lama.
Merangkul mimpi
pedang tombak panah
terus berkecamuk
mata nanar
mengawasiku hingga ke tepi pantai
ke laut rumahku,
menyimpannya menjadi gelombang
[Izmir, 2015]
Ke Madura Pulang Sebentar
Di Madura aspal makin
hitam saja
jalan-jalan lebih
terjal. Lantak-lantak
siapa yang telah
memerah habis manis sari mayangmu?
Lautan diam
mataku karam
Tiba-tiba Aceh dan
Yahukimo
bergantian
melambaikan tangan
memahat bebukit
ranggas di mataku
[Madura-Yogyakarta,
2006]

Tidak ada komentar:
Posting Komentar