NABI KANGEN
bila kau lelah dan rindu # baca sajakku di atas batu
apa yang pernah tertunda # hari ini menjadi sabda
1/
aku berlindung dari hujan # juga panas bumi penghabisan
serasa dalam dekap surga # tenang terjaga jiwa semesta
senantiasa bersulang wahyu # merenangi sungai susu
kau dan aku; kitab suci # tak pernah usai dibaca matahari
2/
yang terlihat sebagai kau # aku simpan jadi pukau
majas menyembunyikan makna # dalam ungkapan rahasia
cukuplah Hallaj dan Jenar # walau keduanya adalah benar
kau dan aku; kesunyian # bermukim di lembah kebijaksanaan
3/
seperti ulat jadi kupu-kupu # aku masih kepompong waktu
bergantung di ranting sunyi # kosong diri dari nyanyi
Jibril senantiasa datang # melempar sekuntum kembang
kau dan aku: kebenaran # terus berjalan menuju keselamatan
aku berlindung dari hujan # juga panas bumi penghabisan
serasa dalam dekap surga # tenang terjaga jiwa semesta
senantiasa bersulang wahyu # merenangi sungai susu
kau dan aku; kitab suci # tak pernah usai dibaca matahari
2/
yang terlihat sebagai kau # aku simpan jadi pukau
majas menyembunyikan makna # dalam ungkapan rahasia
cukuplah Hallaj dan Jenar # walau keduanya adalah benar
kau dan aku; kesunyian # bermukim di lembah kebijaksanaan
3/
seperti ulat jadi kupu-kupu # aku masih kepompong waktu
bergantung di ranting sunyi # kosong diri dari nyanyi
Jibril senantiasa datang # melempar sekuntum kembang
kau dan aku: kebenaran # terus berjalan menuju keselamatan
bila kau lelah dan rindu # baca sajakku di atas batu
apa yang pernah tertunda # hari ini menjadi sabda
2014
BUTTERFLY EFFECT
dari arah yang berbeda # kita jumpa di taman kota
aku dari kampung filsafat # kau dari pedalaman tarekat
sungguh perjumpaan kita; # peradaban yang tua
pohon akasia jadi saksi # doa langit restu matahari
angin menjatuhkan serbuk sari # sampah plastik tumbuh melati
kita berdekat-dekatan # tapi tidak bersentuhan
jarak jadi batas diri # bulu kuduk tegak berdiri
mata saling menangkap # bibir berderap-derap
napasku buah alpukat # napasmu susu cokelat
napas kita bersatu # semerbak aroma rindu
kita bercakap tentang peri # juga riwayat sebuah negeri
anak jalanan itu # memukul gendang bertalu
sebuah tangan menjulur # kita berikan anggur
dari bibirnya bahasa surga # juga kabar dari neraka
dari arah yang berbeda # kita jumpa di taman kota
aku dari kampung filsafat # kau dari pedalaman tarekat
sungguh perjumpaan kita; # peradaban yang tua
pohon akasia jadi saksi # doa langit restu matahari
angin menjatuhkan serbuk sari # sampah plastik tumbuh melati
kita berdekat-dekatan # tapi tidak bersentuhan
jarak jadi batas diri # bulu kuduk tegak berdiri
mata saling menangkap # bibir berderap-derap
napasku buah alpukat # napasmu susu cokelat
napas kita bersatu # semerbak aroma rindu
kita bercakap tentang peri # juga riwayat sebuah negeri
anak jalanan itu # memukul gendang bertalu
sebuah tangan menjulur # kita berikan anggur
dari bibirnya bahasa surga # juga kabar dari neraka
seketika dari pundak kita # tumbuh sayap warna senja
pada tiap kepakan # meninggi tujuh jengkalan
semakin ke atas # dada menjadi luas
di kanan kesetiaan # di kiri ketenangan
keduanya malaikat penjaga # jiwa yang menyala
pada tiap kepakan # meninggi tujuh jengkalan
semakin ke atas # dada menjadi luas
di kanan kesetiaan # di kiri ketenangan
keduanya malaikat penjaga # jiwa yang menyala
jangan takut ketinggian # semasih ada lautan
kita menjadi kupu-kupu # terbang menembus waktu
kepak kita di Jakarta # mencipta topan di Canberra
melayang rendah dan tinggi # keseimbangan akal dan hati
kepak kita di Jakarta # mencipta topan di Canberra
melayang rendah dan tinggi # keseimbangan akal dan hati
kemudian sayap lenyap # tubuh jatuh tengkurap
serupa jatuh dari rasa # tanpa darah dan luka
serupa jatuh dari rasa # tanpa darah dan luka
kita kembali berpisah # berjalan menukar arah
2014
2014
SEDERHANA
inginku sangat
sederhana # padaku kau cinta
padamu aku juga # kita hidup bersama
selamanya dalam
satu rumah # sampai lupa cara
berpisah
2012-2014
Sofyan RH. Zaid, lahir di Sumenep, 08 Januari 1986. Alumnus PP.
Annuqayah, Guluk-Guluk. Karya-karyanya terbit di sejumlah media lokal dan
nasional, juga terangkum dalam beberapa kumpulan antologi bersama. Pernah aktif
di Bengkel Puisi Annuqayah (BPA, kini mengasuh Paramadina Puisi Club. Buku
puisinya “Pagar Kenabian”, (2015), masuk 15 nominasi Anugerah Hari Puisi Indonesia 2015.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar