Desain sampul: Arthur Shanji |
Puisi dan Martir Api
di jalan licin
aku lihat seekor kupu terbang di rambutmu
rambut berpilin serupa angin
basahi kayat redap dalam kartupos
kau di lempar dalam hujan kemarin
dan aku melampau lewati kalender lusuh
yang tanggal di sudut kamarmu
aku kirim gigil dingin
-puisi
dan martir api
jamjam berdetak di jantungmu
aku telungkup tiduri senyap
jam 12 malam
malam dan kunangkunang
mencongkel mataku_
seperti
bola salju
biar tanah tak selapang dadamu
bunda, di dadamu
aku tanam buncis warna kunyit
aku sesap sambil melaknat
seperti lolong anjing dan kucing
bunda, kapal
kita tenggelam
selamlah!
segeralah!
ada ikan layur di matamu
cicirkan ribuan anakku
bunda, aku panggul rumahku
kitari luruh
tubuhmu
agar liur tak sebau anyir
huh!
-asin
lidahmu mematuk
matuk leherku
:garis
panjang
langit merah seperti warna semangka
tahbis bulu dan kupu
seperti tajam rindu
bunda, dengarkan kesaksianku
di jalan licin
aku lihat seekor kupu bunting
suapi anaknya dengan
es krim vanilla
dan senja berkarang di perutmu
Sumenep, 18 – 12 – 2008
Tanggatangga Langit
di tangga kayu
aku sayat biji semangka
di belakang rumahmu
-langit tak jadi merah
seperti jagung tumbuh di kelopak matamu
wajahmu ranmu
melaknat arsitektur api
di pamungkasan jalan
tanggatangga langit
hukumi musim di rambutmu
:rambutmu juntai
seperti ilalang menebang hujan
aku bukan ilalang
:pisauku bermata dua
belah ranum semangka
panggillah aku
sebagai arjuna
dengan busur panah
tapi aku bunda maria
:tanah,
angin, api, air
lesak di tubuhku, ucapmu
tubuhmu bugil
-tubuhku
ditelan
bau anyir
di jendela kayu
kau dekap tubuhku
lungsap baca siasat
meluntang dari mata segerombolan
kancil — buaya
muslihat
cinta dan kuasa
di tangga kayu
di bawah pintu
tubhmu disalib rerinduku.
aku!
Sumenep, 18 -12 – 2008
Lelaki dengan Peta Luka di Matanya
aku; lelaki yang membawa peta luka
menafsir liup gerimis di matamu yang berlarian di
mejamakan
dan bungabunga menyepuh subuh menandai jejak kaki
perempuan yang basah menerka takdirnya
di ujung jalan mereka menoleh dengan mata berdelik
aku; lelaki yang membawa peta luka di mataku
ziarahi negeri yang jauh dalam kotak shampoo
Sumenep, 2009
M.
Fauzi, lahir di Sumenep 04 Juli 1979. Alumnus
PP. Mathlabul Ulum Jambu, Lenteng dan STKIP PGRI Sumenep, jurusan Bahasa dan
Sastra Indonesia. Karya-karyanya dimuat di bebagai media; Radar Madura (Jawa Pos Group), Horison, Media Indonesia, Jurnal
Nasional, Surabaya Post dan Juara 1 Lomba Cipta Puisi se Kabupaten Sumenep 2004
DISPARBUD. Juga antologi bersama “Pelayaran
Bunga” (Taman Budaya Jawa Timur, 2007), Saksi
Mata Saksi 2008 (Teater SaKSI Annuqayah), “Telegram Bulan Juli”, 2009. Antologi Penyair Jawa Timur “Manfesto Surrealisme”, 2009, dan”Pesta Penyair Jawa Timur 2010”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar