Sumber: http://www.bbc.com/indonesia/vert_earth/2016/01/160110_vert_earth_fotoudara |
GILI RAJA
:aeng bejeh kenek
Begitulah
orang-orang menyebutmu dalam cerita
Sebelum kau tercipta, banyak puisi tumbuh
Mengenalkan aku kepada warna merah tanah ini
Saat keringat ayah menjadi sungai mengalir
Dalam doa cinta ibu kepadaku
Ke tanggek, aku turun dari perahu kecil
Angin membuat sebab dari gerimis
Tapi sebentar, tidak lama seperti biasanya
Perbincangan yang singkat saat aku menemukan rumah kemarau berkunjung tanpa kepulangan
Ibu tersenyum di depan, kucium tangannya
Bau bahagia timbul dari bibir senjanya
Ada hal yang tak perlu diceritakan kepadaku
Atau ke siapa saja yang ingin mengetahuinya
Sebab doa panjang, terus bergeser membanjiri kerongkongan waktu
Yang tiba-tiba muskil memadatkan segal cuaca rindu di mataku
Aku tidak ingin lagi kembali ke kota ibu
Disini lebih terlindung dari segala bahaya
Segala risau dan ketakutan keadaan di luar sana
Meski harus bermula dari awal
Aku tahu, keringat ini lebih manis rasanya
Saat aku menemani masa tuamu
Merawat putih ubanmu, selagi waktu
Masih bisa membikin risalah
"Kamaa robbayanii sagira "
2014
Sebelum kau tercipta, banyak puisi tumbuh
Mengenalkan aku kepada warna merah tanah ini
Saat keringat ayah menjadi sungai mengalir
Dalam doa cinta ibu kepadaku
Ke tanggek, aku turun dari perahu kecil
Angin membuat sebab dari gerimis
Tapi sebentar, tidak lama seperti biasanya
Perbincangan yang singkat saat aku menemukan rumah kemarau berkunjung tanpa kepulangan
Ibu tersenyum di depan, kucium tangannya
Bau bahagia timbul dari bibir senjanya
Ada hal yang tak perlu diceritakan kepadaku
Atau ke siapa saja yang ingin mengetahuinya
Sebab doa panjang, terus bergeser membanjiri kerongkongan waktu
Yang tiba-tiba muskil memadatkan segal cuaca rindu di mataku
Aku tidak ingin lagi kembali ke kota ibu
Disini lebih terlindung dari segala bahaya
Segala risau dan ketakutan keadaan di luar sana
Meski harus bermula dari awal
Aku tahu, keringat ini lebih manis rasanya
Saat aku menemani masa tuamu
Merawat putih ubanmu, selagi waktu
Masih bisa membikin risalah
"Kamaa robbayanii sagira "
2014
MENGENALKAN AIRMATA KEPADA DOA
Setiap hari aku menemukan airmata tidur sendiri di kamarku
Matanya jalang, membasahi kasur dan bantal
Semenjak itu aku jarang pulang ke rumah
Aku takut terjadi apa-apa untuk sekedar khawatir saja aku belum mampu
Di belakang rumah aku menanam doaku sendiri
Semenjak kecil ibu telah mengajarkan kepadaku
Bagaimana berdoa yang baik dan menangis yang baik
Untuk rasa kehilangan kekasih atau sekedar bahagia sesaat sebelum sakit
Airmata ada semenjak doa sebagai awal mula
Tuhan telah tahu bagaimana rasanya menjadi aku
Yang terus menahan rasa ingin tahu dan bertemu
Baik dengan doa ataupun airmata
Semenjak itu, aku lebih senang mengenalkan doa kepada airmata
Atau sebaliknya, mereka belum kenal dekat
Menurut cerita ibu, airmata tidak bisa jatuh cinta pada doa
Tapi doa akan tetap selalu menunggu airmata
Pernah suatu hari, juga malam
Doa mabuk pulang berpesta, cintanya di tolak airmata
Sampai pada saatnya doa tahu bahwa airmata tidaklah segalanya dari sedih
Tapi doalah tempat dipulangkannya sebuah pasti
2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar