|
NARASI KESUNYIAN
Kita sama-sama membaringkan badan
Untuk sekedar menitipkan lelah pada puisi
Sedangkan secangkir kopi yang terhidang
Hanya tinggal ampas:
Seperti sebuah kenangan
Yang hanya mampu diratapi
Dan dilepaskan di atas pangkuan
Seolah-olah kita sudah tak berdaya lagi
Menyebut istilah sunyi sebagai kekasih
Lalu, apa dan bagaimana?
Kukira, setiap pertanyaan-pertanyaan
Hanya berkabung di atas kehampaan
Dan kamu,
Adalah cara lain
Untuk keluar dari kekosongan
Untuk kemudian menjadi tiada lagi
Sumenep,
2014
MATA
Sebelum jauh menempuh
Lihatlah dahulu
Sesuatu yang sembunyi balik pintu:
Kemungkinan-kemungkinan, peta-peta
Yang mesti kita tata menjadi angka
Lihatlah pagi
Tatap matahari
Sampai senja sempurna kita miliki
Sumenep,
2014
Rifky
Raya, lahir di Desa Badur, Kecamatan
Batuputih, Sumenep Madura, 15 April 1993. Mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama
Islam, Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Aqidah Usymuni (STITA), Tarate Pandian
Sumenep. Alumnus Pondok Pesantren Annuqayah Daerah Lubangsa. Tulisan-tulisannya
dimuat beberapa media lokal dan
nasional. Juga dalam antologi bersama, Reportase
yang Gagal (Kosambhi Publishing, 2010), TIRTA;
Tinta Kehidupan (Antologi Annuqayah, 2010), Engkaulah Surgaku (Oksana, Sidoarjo, 2014), Memo Anti Terorisme (Forum Sastra Surakarta, 2016), Rumah Pohon (Interlude, 2016), Terpijak Gelisah (Sigi Media Publisher,
2016), Orasi Pemuda Nusantara (LovRinz
Publishing, 2016), Ketam Ladam Rumah
Ingatan (LSS Reboeng, Jakarta, 2016).
Semasa di pesantren, pernah aktif di Sanggar Pangeran, Sanggar Andalas dan
Sanggar Kotemang. Saat ini bergiat di Komunitas Pelar STITA Sumenep, sekaligus aktivis
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Sumenep. Saat ini tinggal di
Sumenep, Madura. Facebook: Rifky Raya, No. HP: 085-231-085-394.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar