Sarang Burung Manyar
sampailah
aku di sarangmu, yang telah lama kau
tinggalkan:
arsitektur dingin, buku-buku meratapi
dirinya
sendiri, foto-foto masa lalu, juga lukisan
menggantung
sendu, bangku-bangku memanah
televisi,
lemari bambu menjadi penghuni bagi ruang
semu,
ranjang-ranjang menggigil, kasur dan bantal
selembut
hati para penghuni.
di
kolammu, ikan-ikan mengitari teratai seolah
membisikkan
ketiandaanmu kini. setiap kali sajakku
singgah
di rumahmu bersama getirnya hujan,
yang
menyertai curahan nasib, mengantarkan diriku
ke
ruang sunyi semestamu; diam-diam kucuri bintang
di
bibir dedaunan namun tak juga berguguran
seperti
tangis kanak-kanak yang mengetuk pintu
sejarah
muasal persetubuhanku dengan buku-buku
yang
tak juga melahirkan benih-benih peristiwa baru.
bagi
bayang-banyang memba yang di ladang gersang
ingatan.
tempat bermula kesetian tertanam bersama
terik matahari melebur lelah perjumpaan.
Talpaktana
pada
daun-daunmu yang mendekap tanah
merunduk
rendah, menaungi akar serabutmu
meresap
tetes hujan yang jatuh membasuh debu
dan
batu-batu dungu.
ketika
kepak angsa mencatat langkah kanak-kanak
berlarian
sepanjang pematang dengan tubuh telanjang
sambil
memagut hujan di tengah halaman
memeluk
dingin di pancuran
tawa
hanyut di selokan
sampai hati membekukan percakapan
Jufri Zaituna, lahir di Bragung,
Sumenep, Madura, 15 Juli 1987. Puisi-puisinya pernah dimuat di Majalah Sastra
Horison, Harian Jogja, Merapi, Minggu Pagi, Kedaulatan Rakyat, Suara
Pembaruan, Jawa Pos, Seputar Indonesia, Suara Merdeka, Jurna Sajak,
Harian Sumut, Radar Madura, Radar Surabaya. Termuat di beberapa antologi
bersama: Ya Sin (PBS, 2006), Merpati Jingga (PBS, 2007), Annuqayah
dalam Puisi (BPA, 2009), Mazhab Kutub ( Pustaka Pujangga, 2010),
Tiga peluru (Trataq Media, 2010), Penganten Taman Sare (Bawah
Pohon, 2011), dan Antologi Puisi Suluk Mataram: 50 Penyair Membaca Yogya,
(GREAT Publishing, 2012).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar