Gambar "Raw and Wild SOLD. By: Alison Johnson. Diambil dari https://id.pinterest.com/pin/227924431119532007/ |
Percakapan Sore Hari
Mesti kuletakkan di
mana tanganku
jika pasir diri tak
sanggup aku genggam
dalam-dalam
matahari mencair
tanpa warna
bintang-bintang
menyala tanpa cahaya
bulan diseret angin
dan jatuh ke telaga
hatimu
dan aku masih saja
kehilangan tanganku
pucat dan dingin
tapi adakah kau
mengerti
bahwa suatu waktu
tanganku berbicara
dengan ketiadaan
menyuarakan satu
kata
Kebenaran
yang dilipat
ketakutanku sendiri
cinta yang abadi.
Kutub, 2013
Bacalah Atas Nama Kesetiaan
Ada satu mata dan
satu hakikat
yang membuatku
hibuk sepanjang jalan
dalam dingin dan
angin malam hari
Matamu, ya matamu
yang berbinar itu
seolah tegak dan
menatapku di
kejauhan pulau
bagai puncak
mercusuar
tempat kegelisahan
memulangkan desah
Tempat perahu yang
bernama aku
menjatuhkan sauh
melabuhkan segala
lenguh di aduh bibirku
yang kisruh, di
pantaimu
Dan aku yang
dicemaskan angin
dikibarkan layar ke
sebuah daratan
tak ingin jatuh dan
karam
di pelabuhan dan
karang-karang
Di pulau matamu,
dipuncak mercu
yang berbinar
dalam temaram dan
kegelisahan
yang sendiri
Dan segalanya yang
sia-sia ini
terekam indah di
kalbuku yang berdebu
Kutub, 2013
Spektrum
Ada engkau di sana
sebuah tempat
terjauh sekaligus terdekat
tegak di luar ruang
dan waktu
ia sebuah suara
dari nyanyi yang tersimpan
sebuah sungai dan
laut yang sulit
diterka
keberadaannya
sesekali menggema
di luar ruang dan waktu
mengenal mata maut
pada kesakitan
dan abadi di luar
ruang dan waktu
menerbangi langit
biru yang kelabu
seperti
burung-burung
menyesapi tanah,
seperti akar pohon
sebuah jalan mata
angin
di sumbu matahari
yang bernama jiwa
di luar ruang dan
waktu
Kutub, 2013
Kepada Penyair Muda
Demi penyair muda
yang hendak
menggali jiwa dan
hatinya sendiri
diri yang kerdil
ini, adalah setan
masa-depan, adalah
jin bagi segala
harapan yang
disalib di tiang keyakinan
maka bangunkanlah,
jiwa kesadaran
agar geriap hidup
yang seolah indah
dapat dipatahkan
dengan iman
dengan keluhuran
budi yang mulia
dan sebuah rumah
yang bernama lelah
dan letih bukanlah
tempat berteduh
atau bersinggah, ia
adalah batu-batu
bagi sungai, adalah
lembah-lembah api
tak berdasar bagi
perjalanan
bangkit dan katakan
pada diri:
“Asu!!!”
Kutub, 2013
Ajaran Penyair Muda
Sebuah perkampungan
lelah
dan kota-kota yang
bernama letih
terus tumbuh
menyuarakan
kehidupan
yang dibangkitkan
dari kebosanan
dan kebodohan para
penyair
lelah dan letih
adalah kemenangan
yang haram
ditanggalkan
maka tidur dan
lelaplah dengan lelah
dan letih, sebab
keduanya
adalah kekasih
sekaligus paus
bagi setiap kita di
bumi
Kutub, 2013
Saifa Abidillah, masih tercatat sebagai mahasiswa Perbandingan Agama
Fakultas Ushuluddin Studi Agama dan
Pemikiran Islam, UIN Sunan Kalijaga dan aktif mengelola LSKY (Lesehan Sastra
Kutub Yogyakarta). Tulisan-tulisannya pernah terkumpul dalam antologi bersama,
antara lain, Narasi Mendung dalam Tarian Hujan (2009), Bersepeda ke Bulan
(2014), Lumbung Puisi Sastrawan Indonesia Jilid III (2015), Nun (2015), Negeri
Laut (2015), Ketam Ladam Rumah Ingatan (2016).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar