Perancang sampul: Shohifur Ridho Ilahi |
MENJADI MUSAFIR
telah kutelusuri
jalan terjal
penuh duri, penuh bebatuan
memasuki goa-goa
yang penuh sarang hewan buas
tubuhku tak
menakuti
kau telah menjelma
segala ketakutan
telah ku ceritakan
pada robekan embun pagi
aku bukanlah
sulaiman yang mampu berbicara dengan hewan
jantungku bergetar
mencintaimu tak
semudah menyandingkan kematian dan ketakutan
Yogyakarta, 2016
ANTARA KEKASIH DAN PERDAMAIAN
mencata zaman yang bermusim pada
kedalaman mata anak kecil di jalan
menyusuri jalan dari lampu merah ke
pertigaan yang lain
zaman telah menghukumnya dengan
rupa bringas di wajahnya
kaki berpijak menuju padepokan
kelam
tangan menengadah, doa-doa hilang
pada ke angkuhan dan kepentingan
yang miskin tetaplah miskin,
keramaian tempat megadu nasib
yang kaya tidak mau berdamai
si miskin menjadi pelabuhan merubah
nasib
asyik ia menikmatinya
Yogyakarta, 2016
PEREMPUAN YANG
MENCIPTA KATA MENJADI PUISI
:Kepada Yuci
Analia Oktorani
kau
telah menjadi kata yang kurangkai menjadi puisi
ada
banyak doa didalamnya
kepada
yang miskin sampai yang terjerat korupsi
dalam
rindu kau telah menggambar segala kecamuk kota
yang malang tak baik di diamkan
yang menyimpang harus dihancurkan
karena kota punya undang-undang dan pasal
sekalipun yang paham undang-undang dan pasal
lebih banyak berbuat kesalahan
pada kenyataan yang kuhadapi ada harap dan doa
semoga
engkau wanita yang membangunkan aku dalam dalam
tidur
untuk
mengetuk pintunya
sampai
mengecup kening dengan kemesraan cinta dan rindu
Yogyakarta, 2016
Rudi Santoso, lahir 30 November 1993 di Sumenep Madura. Mahasiswa Sosiologi UIN Sunan Kalijaga. Alumni Pondok Pesantren Banyuanyar Pamekasan Madura, alumni Teater Kertas Banyuanyar, aktif di Forum Komunikasi Mahasiswa Santri Banyuanyar (FKMSB), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Gerakan Pemuda Melawan Korupsi (GPMK), Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora (DEMA Fishum). Beberapa puisinya termaktub dalam, Secangkir Kopi Untuk Masyarakat (2014), Sajak Kita (GemaMedia2015), Surat Untuk Kawanan Berdasi (2016), Ketika Senja Mulai Redup (2016,) Moraturium Senja (2016), Antologi Cerpen Muda Indonesia (Gema Media 2015), dan beberapa puisinya telah terbit diberbagai media cetak. Diantaranya Media Indonesia, Tribun Bali, Koran Madura, Radar Surabaya, Malang Pos, Duta Masyarakat Surabaya, Radar Banyuwangi, Radar Mojokerto, Radar Bojonegoro, Kedaulatan Rakyat, Minggu Pagi, Analisa Medan, Medan Bisnis, Haluan Padang, Pikitan Rakyat, Republika, Dinamika News Lampung, Solo Pos, Sastra Mata Banua, Tanjungpinang Pos, Sumut Pos, Jembia Batam Pos, Lombok Pos, Harian Rakyat Sumbar. dan Media Online, Flores Sastra, Nusantara News, Rima News, Litera, LPM Arena UIN Jogja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar