A piece of art, diambil dari Google: abstract painting |
Lewat
Hujan
Sore ini langit
masih menitikkan tetes demi tetes air mata
dalam dingin dan
lembabnya angin yang tertiup
bau rerumputan
basah menelusuri celah kehidupan
membawa pesan dan
kesan masa lalu
Semestinya kuterima
gerimis itu dan biarkan
bergemericik di
relung-relung waktuku
namun semua terlalu
sempurna sesaat mataku
menerawang langit
kelabu
Sebab yang kudapat
hanya hening.
saat rapuh rinduku
bersama harap yang
harus
terombang-ambing
Mengingatmu adalah
ketenangan seperti gerimis
mengetuk dedaunan
layu yang menghijau kembali
ketersendirian ini
adalah diriku sejak dulu
menunggu pada
ketiadaan adalah menabung
sunyi seutuhnya
mencinta sepi seutuhnya.
Sepi itu pahit
meski bagiku adalah kedamaian
melesap hingga
nafas-nafasku
mengosongkan
keramaian menjadi patah-patah
kata yang kini
tengah kukirim padamu.
Lirih suara hujan
terdengar semakin merdu
kala pikiranku
menggebu akan kemustahilan
hingga kini masih
tak dapat
kuterjemahkan
butir-butir hujan
Menjamah yang
tersirat di benakmu aku tak mampu
bukan karena kau
jauh, tapi hanya
kekacauan yang
tercipta dari angan-anganku
semua samar bahkan
meluruh seiring
berjalannya waktu
keberadaanku kini
semakin tidak
berarti.
Sulit betapa
membaca wajahmu pun
menyebut namamu
kau terlalu cepat
berlalu selayaknya
bintang-bintang
pudar
kau tinggalkan
diriku utuh seluruh dalam ketersendirian
hanya kata-kata
rancu yang sekilas mericik
lembaran hujan di
antara angin dan tiupan.
Di antara
kesendirian ini hanya kata-kata
kerinduan yang
kukirimkan
lewat hujan di antara
angin dan tiupan
sebelum langit
berlukis kelabu
yang lambat laun
kian membiru gelap
sebelum awan hitam
menjadi putih
sebelum hujan
berhenti dan pergi
Pamekasan, 2014
Abd Shoheh, lahir di Pamekasan 1989. Puisi-puisinya dimuat diberbagai madia cetak maupun online. Sekarang tinggal di kota kelahirannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar