di antara kicau
perkutut # kursi beranda yang larut
kita menunduk
diam # duka hari tenggelam
tujuh planet
melawan arah # waktu berhenti menegur sejarah
: laut luap
gunung letus # pada putaran ke seratus
daging darah
tulang # ruh kita terbang
melintasi
bunga-bunga # tumbuh di udara
menembus batas
dunia # sampai pada fana
bumi terus memanggil # empat unsur
mengigil
: lupa ingat
nama # hidup mati sama
tiada
segala ada # dalam satu kata
puja puji raga
# menjadi sia-sia
kesaksian yang
sejati # bermata dari hati
ruh kembali ke
kursi # kita bercakap perihal sepi
: sang rupa
sang diri # tak terikat seutas tali
yang hadir
adalah bukan # yang hilang ialah bosan
kopi dingin di
meja # kopyah hangat di kepala
tubuh basah
peluh # cahaya memancar teduh
di antara kicau
perkutut # kursi beranda yang larut
aku pun
mengerti # sebelum akhirnya pergi
menyalakan api
obor sadar # bersalam di luar pagar
2014
Catatan: satu
dari dua judul sajak yang dimuat Suara NTB, 20 Februari 2015 dan diambil dari
Sofyan RH. Zaid, Lahir di Sumenep, 08 Januari 1986.
Alumni PP. Annuqayah, Guluk-guluk. Karya-karyanya terbit di sejumlah media
lokal dan nasional. Kini menjadi mahasiswa Falsafah Agama, Universitas
Paramadina dan aktif mengasuh, paramadina puisi club.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar