ceritakan
padaku tentang siksa :
rayap-rayap
kian gigih menyusun istana
demi
semedi sepanjang musim binatang tanah
demi
tubuh bertakdir sayap di lubang maut
seorang
rahib berkabar padaku usai hujan reda:
di zaman
antah berantah ada yang mengerti
bahasa
binatang di seantero dunia manusia
Sulaiman
sang Nabi, empunya ilmu pengetahuan
juga
kebijaksanaan!
lantas
adakah siksa dunia
dari
puncak gunung yang paling gunung?
lihatlah
di arah sumber sinar keemasan itu
srigala
bangkit memanggil ratu purnama
yang
mengusir ratusan kelelawar di wajahnya
Oktober 2013-2015
Kidung Jagad Raya
misteri
cinta tenggelam ke lubuk bumi dan cakrawala
menguras
mata air dengan paruh burung di sangkar
hujan
turun, sungai mengalir deras, lalu muara
menampung
rahasia kidung jagad raya
kemudian
benih cinta tumbuh di dasar kolam
yang
dicipta di tepi danau tanpa bunga setaman
siapa
terapung di atas daun talas yang licin?
matanya
merekah, bersenggama dengan matahari
wahai
pemilik segala rahasi langit dan bumi
tempat
rahasia dicipta dan misterinya cinta
tiupkanlah
wewangian surga-neraka di dada ini
tetes
hujan bersenandung di atas payung
menyanyikan
lagu-lagu semesta
yang tak
tertulis di kitab-kitab para nabi
2013/2014
Milik yang Azali
kusederhanakan
kehendak rasa
dan daya
cipta pada setiap jelmaanmu
yang
teduh demi sinar bahagia
ketentramanmu-kedamaianku
kusederhanakan
jua kata-kata
tanpa
bulan dan kristal-kristal angkasa
tanpa
bunga-bunga ladang dan hutan
tanpa
penggalan firman-firman Tuhan
tetapi
memang habis sudah
bahasa
indah untuk hadirmu
kecuali
keindahan itu sendiri_
milikku
yang tak termiliki
atas
milikmu yang tak memiliki
kepermilikian
sifat-sifat azali
2013/2014
Selendang Sulaiman, Lahir di Sumenep, Madura 18
Oktober 1989. Puisi-puisinya tersiar diberbagai
media massa, seperti; Seputar
Indonesia, Indopos, Suara
karya, Minggu Pagi,
Riau Pos, Merapi, Padang
Ekspres, Lampung Post, Radar Surabaya, Majalah Sagang, dll. Antologi Puisi
bersamanya; Mazhab Kutub (Pustaka Pujangga 2010), 50 Penyair Membaca
Jogja; Suluk
Mataram (MP 2011), Satu
Kata Istimewa (Ombak 2012). Di
Pangkuan Jogja (2013) Lintang Panjer Wengi di
Langit Jogja (Pesan Trend Ilmu Giri, 2014), Ayat-ayat Selat Sekat (Antologi Puisi Riau Pos, 2014), Bersepeda Ke Bulan (HariPuisi IndoPos,
2014), Bendera Putih untuk Tuhan (Antologi Puisi Riau Pos, 2014), dlsb. Antologi Tunggulnya: Hymne
Asmaraloka (Bitred Digital Book 2014).
Catatan
dari Si Tukang Arsip: puisi-puisi suneta ini dimuat di Koran Kedaulatan Rakyat
Yogyakarta pada 29 Maret 2015.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar