Talak Dengan Hujan
-yang tidak mengharapkan aku dating
sendirianpun
Yang memintaku tidak hadir rombongan-
Sore di bulan April masih kerap basah
Membuatku mempunyai sejuta alas an dan
minta maaf
Barangkali d luar itu, aku adalah
pemalas
Ruas jalan menuju rumahmu selalu
tergenang
Angan dan dingin, aku ajak serta
Tapi kau tidak melihatnya
Bahkan seperti tidak ada aku di sana
Penglihatanmu adalah mata kaum pendo’a
Menunduk atau memilih mendongak
Sedangkan aku, pelamun yang tidak
memahami cara
Kau bertutur
Tentang cita-cita palsu yang dibasahi
hujan
Kertas telah kuyup, surat cinta jadi
percuma
Dan memang tidak ada bahasa yang
sempurna
Kecuali kau akali dengan bantaj
bertanya
Atau pura-pura tidak paham
-alasan jadi selebat hujan
Maaf jadi sehebat kilat-
Aku mengira kau menerima semua tanpa persoalan
Seperti kerap kukunjungi rumah ibadahmu
dalam
Kesunyian
Tetapi ini adalah cinta yang dating
tiba-tiba
Seperti hujan dan banjir yang tidak
bisa kau terima
Kau seperti mena’arufkan aku dengan
kubangan
Meletahkan segenap kesunyianku
Dan aku tersudut pada sisa-sisa
pertemuan itu
Pertemuan yang tak pernah kupahami
kehadiranku seutuhnya
Kelam dan malam, hujan reda
Hanya ada alasan untuk meninggalkan kau
sendirian disana
Sampang, 2010
Durian Di Bawah Jemuran
Siapa yang mengajari ibu menaruh durian
di bawah
Jemuran? Jemuran kecil yang berada di
kamar ini. Yang
Semuanya telah berumpuk mengharukan:
dua meja, dua
Lemari,dua kursi, dua guling, dua
bantal, dua kompor, dan
Taburan buku di ranjang, mirip taburan
bunga kuburan,
Aroma kini jadi silih-berganti, apakah
tubuhku yang susut
Karena semua itu? Juga dinding yang
mudah keropos ini?
Karena sesak nafas sesekali ada angina
yang tercipta dari
Kipas angina, ini bukan kuburan
bukan?
Pernah juga aku berfikir, mungkin
jemuran memang telah
Menjatuhkan durian itu, sebab matahari
acapkali berubah
Bentuk, memusingkan musim yan telah
baku dipercaya
Turun-temurun, dan seperti matahari ,
durian itu
Menyengatku, membekapku yang sendirian
dan melalui
Pakain-pakainku ia menghujani
keringatku bermacam-macam
Keharuman, kecuali kemenyan yang
menerangi
Malam juma’at saja. Ibu menyukai itu
semua. Biar neraka
Tampak begitu indah dipandang dari
syurga, aduh, siapa,
Yang memberitahu ibu, durian adalah
buah yang harus
dijatuhkan dari jemuran!
Sampang, 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar