Lembar-Lembar Cahaya
Lembar-lembar
cahaya
dibuka
satu demi satu
menyibak
rahasia
ke
rahasia berikutnya
Dayang-dayang
malam
mengipasi
bumi dengan hujan buatan:
hujan
bintang-bintang,
dan
serbuk cahaya bulan
Aku
membuka lembaran
pada
halaman ke-11 almanak kamariah
rehat
sejenak, seteguk dzikrayat
perjamuan
untuk syaikh dari Jilan
tapi
harus kubuka selembar lagi
agar
tiba di tanggal lahir sang Nabi
Hai,
kini
aku tiba di lembar cahaya itu
saat
ada bayang-bayang tak terlihat
melintas
di atas puadai bulan Maulid
mengiringmu
membacakan puisi tak sembarang puisi
burdah-barzanji,
puisi shalawat nabi
Shallu
‘ala Muhammad!
Allahumma
shalli wa sallim wa barik alaih
16/2/2010
Jarak Maghrib ke Isya’
Ottoman,
apakah
kamu tahu bahwa saat ini
seorang
lelaki dari desa nun jauh
sedang
mengambil air dari tanahmu
untuk
membasuh mukanya
berwudlu,
sambil menyesap sedikit air darinya,
berharap
Emre atau Hakan
mengajaknya
mampir untuk minum kahve
di
beranda rumahnya?
Lelaki
itu, saat ini,
hendak
membayar rasa bersalah
di
atas sajadah, tikar lembut hasil karya negerimu
dengan
kening yang basah
Malam
itu,
di
antara Maghrib dan Isya’
waktu
istijabah, waktu terjepit asak
dia
mencicil rasa syukur
menghitung
ingat dan lupa
pada
banyak lembar sejarah
Di
mushalla kecil terpencil itu
ia
mengukur jarak nikmat dan kufur
mengukur
jarak menang dan kalah
jarak
antara kening dan sajadah
3/07/2011
Diposkan
oleh M. Faizi
pada 28 Februari 2012 di blog sareyang
Surat Cinta untuk Malam
Kilatan
cahaya yang berpendar
redup
dan berdenyar
seperti
jantungku, mengatup dan mekar
perkenalkan,
aku bernama malam
“Saya
berdiri di bawah kubah langit
beradu
pandang dengan polaris
zenit,
inikah langit yang puitis?
langit
ibarat yang tak tersingkap
sebagai
ejaan di ujung abjad
“Baiklah,
saya akan bergerak menjauh
untuk
membuat kesimpulan lama perjalanan
tahun
cahaya semesta dalam bola mata:
kesimpulan
dalam pengandaian
sebab,
tugas teori hanya untuk
meremajakan
akal-pikiran
agar
selalu salah
dalam
mengambil keputusan benar
“Saya
merancang sebuah kepastian
langkah
tertatih: ujicoba dan praduga
sains,
saya berjalan ke arahmu
yang
benar dalam kesementaraan
dan
salah dalam ketegangan”
Bintang-bintang
di langit
alangkah
indah cahaya
dari
nadir menuju zenit
hanya
sejengkal
kecil
bukan pada wujud
tapi
pada mata orang yang memandang
Engkau
mendekat dalam teropong
tapi
menjauh dalam pengertian
kita
bergerak; mendekat-menjauh
berpikir
dalam pengandaian
berkembang
dalam ketakterjangkauan
entah
di galaksi mana
kebenaran
kita akan saling berpapasan
Mari
kita terus beradu pandang
hingga
kelak engkau dan aku sama-sama tahu
aku
diciptakan untuk memahamimu
atau
engkau diciptakan untuk menopang wujudku?
Bintang-bintang
di langit malam
janganlah
berkedip!
dan
engkau tak berkesip
kalian,
bermilyar-milyar mata memandang ke mari
tersenyum
takjub memandang kami:
mengapa
titik kecil yang berpikir itu
tak
mampu mencari alasan
untuk
apa gugusan cahaya raksasa ini dinyalakan
Pendar
gugus bintang semesta raya
jika
engkaulah alamat kebenaran
maka
perkenankan,
sepanjang
hidupku menjadi malam
14/08/2007
Versi
bahasa lainnya dalam Übertragen von Lucia Sieβler
und Martin Jankowski (Orienttierungen 2/2011, S. 110-120).
Liebesbrief an die Nacht
Das
Licht blitzt auf, bricht sich
ermattet,
flackert
wie mein Herz, das sich schlieβt und aufblüht
gestatten, ich heiβe Nacht
>>Ich stehe unter dem Himmelsgewölbe
Auge in Auge mit dem Polarstern
Zenit, ist dies mein poetischer Himmel?
Der Himmel, das nicht entwirrte Sinnbild
wie Buchstaben in der Macht des Alphabets<<
>>Nun gut, ich werde weiterziehen
um Schlüsse aus der Reise zu ziehen
Lichtjahre des Universums in den Pupillen:
Schluβfolgerungen als Vermutung
denn jede Theorie soll nur
den Verstand verjüngen
um immer falsch zu liengen
mit der richtingen Entscheidung
>>Ich entwerfe eine Gewiβheit
In hinkenden Schritten: Versuche und Vermutungen
Wissenschaft, ich gehe dir entgegen,
Die Wahrheit liegt in der Vorläufigkeit
und der Fehler in der Anspannung
Sterne am Himmel
wie schön ist das Licht
vom Nadir zum Zenit
nur eine Handbreit
winzig nicht von Gestalt
doch im Auge des Betrachters
Du näherst dich an mit dem Teleskop
entfernst dich jedoch im Verstehen
wir bewegen uns; heran und hinweg
in Annahmen denkend
in Unerreichbarkeit wachsend
unsicher, in welcher Galaxis
unsere Wahrheiten sich einst begegnen
Laβ uns weiter unsere Blicke verschränken
bis einstmals du und ich erkennen,
ich wurde geschaffen, dich du verstehen
oder wurdest Du geschaffen, meine Gestalt zu stützen?
Ihr Sterne am Nachthimmel,
blinzelt nicht!
und verschwindet nicht
ihr, Milliarden Augen, hierher schauend
lächelt ihr erstaunt bei unserem Anblick?
weshalb kann jener kleine denkende Punkt
keinen Grund dafür finden
warum dies gigantische Lichtmeer entzündet wurde
Ihr Funken und Nebel der Galaxien
solltet ihr der Ort der Wahrheit sein
dann erlaubt
daβ es mein Leben lang Nacht bleibt
(14.08.2007)
wie mein Herz, das sich schlieβt und aufblüht
gestatten, ich heiβe Nacht
>>Ich stehe unter dem Himmelsgewölbe
Auge in Auge mit dem Polarstern
Zenit, ist dies mein poetischer Himmel?
Der Himmel, das nicht entwirrte Sinnbild
wie Buchstaben in der Macht des Alphabets<<
>>Nun gut, ich werde weiterziehen
um Schlüsse aus der Reise zu ziehen
Lichtjahre des Universums in den Pupillen:
Schluβfolgerungen als Vermutung
denn jede Theorie soll nur
den Verstand verjüngen
um immer falsch zu liengen
mit der richtingen Entscheidung
>>Ich entwerfe eine Gewiβheit
In hinkenden Schritten: Versuche und Vermutungen
Wissenschaft, ich gehe dir entgegen,
Die Wahrheit liegt in der Vorläufigkeit
und der Fehler in der Anspannung
Sterne am Himmel
wie schön ist das Licht
vom Nadir zum Zenit
nur eine Handbreit
winzig nicht von Gestalt
doch im Auge des Betrachters
Du näherst dich an mit dem Teleskop
entfernst dich jedoch im Verstehen
wir bewegen uns; heran und hinweg
in Annahmen denkend
in Unerreichbarkeit wachsend
unsicher, in welcher Galaxis
unsere Wahrheiten sich einst begegnen
Laβ uns weiter unsere Blicke verschränken
bis einstmals du und ich erkennen,
ich wurde geschaffen, dich du verstehen
oder wurdest Du geschaffen, meine Gestalt zu stützen?
Ihr Sterne am Nachthimmel,
blinzelt nicht!
und verschwindet nicht
ihr, Milliarden Augen, hierher schauend
lächelt ihr erstaunt bei unserem Anblick?
weshalb kann jener kleine denkende Punkt
keinen Grund dafür finden
warum dies gigantische Lichtmeer entzündet wurde
Ihr Funken und Nebel der Galaxien
solltet ihr der Ort der Wahrheit sein
dann erlaubt
daβ es mein Leben lang Nacht bleibt
(14.08.2007)
Diposkan
oleh M. Faizi
pada 18 Juni 2012 di blog sareyang
Romansa Hijriyah
Aku
mencium bau waktu
pada
asap yang mengepulkan lelatu Alhambra dan Alexandria
di
balik punggung tanganmu
membumbung,
mengikuti jejak Ibnu Malik
di
sepanjang jarak dari Jaén ke Syiria
dan
dari debu di tepian Nil
saat
Laut Merah terpecah
Nabi
Musa menyusun kisah-kisah penting millatu Ibrahim
Nabi
berhijrah membangun kota pengetahuan
reruntuhan
Yatsrib dari kerakal cemerlang kalabendu
Hijrah
bukanlah kebetulan
yang
memuncak di akhir-luar duga
di
antara alur cerita deus ex machina
tak
ada kebetulan dalam perencanaan yang matang
sebab
ia adalah angka merah
untuk
cerita pendek
yang
dipajang di koran mingguan
Mana
tanganmu?
aku
akan segera menemukan bau waktu
melarung
perasaan ke masa lalumu
hingga
zikir yang tak lengkap
menyesakkan
indra penciumanku
pada
saat tersedak dalam peta leluri-leluhur
lalu
lopak dalam wawasan yang makul
Ah,
aku mencium bau peta di punggung tanganmu:
bukan
Tanjung Harapan dalam peta Vasco da Gama
atau
jejak Syekh Jumadil Akbar ke jazirah Nusantara
peta
yang dibaca, bukan diraba
peta
data, bukan peta loka
Oh,
hijrah dari masa lalu
ratusan
ribu mil waktu
sejarah
memang ditulis untuk dibaca, dan diterbacakan
karena
peradabanmu adalah fakta
pada
saat kami sibuk memanipulasi data
Julurkan
tanganmu, Hijriyah!
aku
mau pamit sekarang
aku
pergi berhijrah
17/3/2007
Diposkan
oleh M. Faizi
pada 14 November 2012 di blog sareyang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar