Risauku Di Ujung Kemarau
ketika
itu bulan telah terhitung genap
dalam
sejarah pergantian senyapku
segelintir
desau angin sallju
mengipasku
pelan-pelan
bersama
sebintik embun yang jatuh
erat
memeluk kesepian rerumputan
Ada
yang ingin ku ceritakan padamu, di
Tentang
kemarau yang telah mengantarkanku
Pada
kebimbangan, kemalasan dan kedustaan
Aku
dibuat terlena dalam buaian manis kenikmatan
Hingga
aku pun jadi lupa
Dari
makna waktu dan sejarah
Kemudian
menidurkanku pada luka-luka yang berdarah
Membawaku
terbang dalam khayal belaka
Lalu
menenggelamkan segala mimpi-mimpiku
Kini
aku hanya bisa bersulam
Dalam
ketidakpastian sejarah masa depan
Karena
diantara pergantian musim lalu
Aku
telah gagal menanggalkan ketekunan hati
Di
setiap rakaat catatanku
Dan
aku pula yang telah gagal
Menciptakan
warna pelangi
Di
setiap sudut rumahku
Hingga
aku di buatnya lupa
Pada
kewajibanku sebagai diriku dan hamba-Nya
Sebab
aku telah melalaikan segala kenangan dan amanat
Menidurkan
tiap-tiap lembar firman-Mu
Menikmatinya
dengan tidur pulas
Di
atas ranjang kemalasan
Malang,
20 Juli 2011
Puisi Tak Usai
Kenapa
tidak engkau lemparkan saja peraasaan ini
Biar
gemuruh dan harapan tak lagi tumbuh
Lalu
mengakarlah dalam lubukku
Bila
saatnya tiba musim bertopeng
Dimana
ketika kita selalu dipertemukan pada kepalsuan cuaca
Sehingga
matahari benar-benar menyepi dalam
selimut
Malam
berikutnya
Biarlah
kesunyian ini menjadi tamu kehormatanku
Lalu
Akan ku basuh segala kesepian ini
Dengan
tarian ilalang dan lagu malam
Dan
di lentik matamu
Puisi
ini tak usai
Malang,
23 Januari 2012
Sajak Terakhir
-buat kekasihku
Barangkali
inilah sebuah luka
Yang
seringkali engkau takutkan
Kita
akan pergi dan tak akan pernah kembali lagi
Sesaat
setelah siang bertukar rumah dengan senja
Ada
gelombang baru yang sulit aku tafsiri
Aku
pun jadi diam setelah
Angin
itu membawa matahari menjadi malam
Sementara
angin sangsai itu
Terus
bergemuruh
Sambil
memainkan isyarat alam
Lalu
datanglah awan berselimut kelabu
Dan
malam itu, airmata ini
Tanpa
terasa turun dalam keadaan telanjang
Airnya
teramat hangat sekali
Dan
rasanya seperti air laut
Malam
berikutnya
Aku
benar-benar sah milik tuhan
Malang,
2012
Sajak Buat Nabi Muhammad SAW
Pa,
Di
bulan ini ada sejarah
Yang
kadang kita lupakan
Lantaran
waktu terus berhembus
Laut
bergelombang
Dan
matahari selalu setia bertukar rumah dengan bulan
Maulid
nabi
Jika
boleh aku menyebutnya
Dimana
pada bulan itu
Tetumbuhan
tumbuh dengan seribu buah
Airnya
mengalir mesra
Langitnya
cerah
Dan
buminya sejahterah
Sementara
angin diluar sana terus mendesir
Sambil
membawa anugrah Tuhan
Dari
arah yang berbeda
Disisi
yang lain matahari itu terus berlari
Meng-nur-kan
bumi seisinya
Pa,
Dialah
nabi Muhammad SAW
Malang,
2012
Biarlah Aku Pergi
Tak
usa ad airmata
Bila
sajak keergianku datang menemuimu
Biarlah
aku pergi
Dengan
sebuah senyuman
Disaat
malam terus benyanyi
Bulan
yang bersinar menyinar
Dan
ketika matahari telah datang
Menjemput
kicau burung-burung pemanjat doa
Biarlah
aku pergi
Dengan
sebuah senyuman
Banuaju,
2012
Hujan Itu
Hujan
itu, Mi
Membawaku
terbang
Pada
masa dimana dahulu aku pernah telanjang
Dalam
mimpi di laut otakku
Gelombang
dan angin sama-sama bergandengan tangan
Memainkan
anganku dalam langitku awan kelabu
Hujan
itu, Mi
Begitu
deras
Samapai
sampan-sampanku hancur
Dalam
pelabuhanku sendiri
Dan
kini
Hujan
itu
Benar-benar
menjumpaiku lagi.
Banuaju,
2012
Sketsa Alam Banuaju
Indah
sekali desaku ini
Desa
yang dahulu engkau beri nama banuaju
Setiap
matahari datang menemui pagi
Dari
Lelagu burung-burung, ayam yang berkokok
Katak
yang bernyanyi dari airmata airmu
Selalu
mengantarkan dawai di hati
Udaranya
begitu segar
Desaku
hijau
Tetumbuhan
tumbuh segar
Subur
dari lading-ladang yang terjatuhi airmata langit
Kupu-kupu
dan capung mulai bedatangan
Dari
sisa musim yang lain jarak yang berbeda
Dan
harum bunga-bunganya menebar pesona
Itulah
desaku yang permai
Setiap
pagi orang-orang pergi ke sawah
Sambil
membawa cangkul
Dan
bernyanyi riang dari secangkir kopi
pengusir
sepi
dan
jika sudah waktunya panen
kami
pun tak lupa bersedekah
Banuaju,
2012
MAWARDI, dengan
nama pena Mawardi Stiawan yang muncul di berbagai media. Lahir di Desa Banuaju
Barat Batang-Batang Sumenep Madura. tepatnya di Dusun Gunung Pekol. Pada
tanggal 21 Desember 1992. Saat itu, dia mulai belajar menulis sejak duduk
bangku kelas VII MTs. Taufiqurrahman di halaman kampungnya sendiri. Dia
mengawali menulisnya dengan berawal dari menulis biodatanya sendiri. Kemudian
setelah lulus. Dia melanjutkan studinya ke PP. An-nuqayah daerah Lubangsa.
Disitulah dia mulai mengembangkan kreaktifitas menulis bersama sahabatnya,
sementara hutan, angin, air dan kondisi alam di sekitarnya menjadi inspirasinya
dalam menulis. Saat ini, dia tercatat sebagai salah satu Printis Komunitas
PERSI (Penyisir Sastra IKSABAD). Dia juga pernah belajar bersama dengan Sanggar
ANDALAS. Karya-karyanya pernah dipublikasikan, di Buletin Rendezvous (IKSTIDA),
Al-Fikr (IKSABAD), Buletin Variez (Latee II), Majalah Infitah, Exsikutive News,
Buletin Pena Kampus (Buletin Jurusan Komunikasi Unitri Malang), Buletin
Sidogiri, Jawa post group (Radar Madura
) dan Antologi TIRTA bersama penulis muda An-nuqayah. Pengalaman lainnya adalah
Puisi dengan judul “Ta'temmong” sebagai juara II dalam rangka lomba LKTI yang
diadakan oleh Organisasi ISI, tahun (2010), Puisi dengan judul “Gilirya Akhir
November” sebagai juara I dalam rangka
lomba menulis puisi dan cerpen yang diadakan oleh Organisasi IKSABAD, tahun
(2010). Terakhir puisi dengan judul “Berguru Pada Daun” sebagai juara I dalam
rangka lomba LKTI yang diadakan oleh Organisasi IKSTIDA, tahun (2010), DLL. Saat ini lagi mau menerbitkan Antologi
Puisinya dengan judul “Malang Melintang” bersama penyair diam-diam, Subaidi
Pratama. Tercatat sebagai Pimred Buletin
Pena Kampus dan saat ini menjadi pengasuh Komunitas Dialog Langit (perkumpulan
anak komunikasi yang belajar membaca-menulis-berdiskusi bersama) sekaligus
menjadi Mahasiswa Unitri Malang Fakultas Sosial dan Politik, Jurusan Ilmu
Komunikasi.
Kontak
komunikasi:
E-mail:
mawar_ku50@yahoo.co.id dan juga
mengasuh blog penyairbanyuayu.blogspot.com
Catatan
dari Si Tukang Arsip
: Puisi-puisi ini dipublikasikan oleh Arsyad Indradi di : penyairnusantaramadura.blogspot.com pada Minggu,
01 April 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar