KESEPIAN TIDUR
seandainya aku batu di
tanah yang luas
dan berselimut; hari
pasti terbuka ke dasar
jantung ––
tempat kau memekarkan
hujan tanpa payung
maut;
serupa dingin di atas
lantai; bayangan sempurna
jadi pusar; dan kita
ditelan selimut
: aku menandai dadamu; di titik pahit
paling lemah
dari sudut tidurku malam nanti
Bangkalan, Juni 2010
LUKISAN JANTUNG
kepada suramadu
mengubur kalah:
mungkin dengan lelapan; atau berlari ke
arah
gang-gang menuju rumahmu ––agar sampai
isyaratku ke ujung kiri rambut di lehermu
batu dan bambu menunggu angin;
dan getar perasaan yang pernah jadi
milikku:
adalah sandiwara kupu-kupu; siang dan
malam
yang menggelayut di pundakku
disaat debu mematung;
maut dan kamar berdegup
hari lain
kunang-kunang tidur;
bermimpi selat dan besi
yang berat
saat jantungku dalam pelukmu makin
berujung;
ia hampir sama dengan siasat
(siasat waktu yang melirikkan lagu; kisah hujan
yang menerpa batu; di
kemiringan belas kasih
hidup yang baru)
seperti kecemasan dan hati-hati; seperti
jalan
benderang dari buah sayang; seperti
kesadaran
yang terbang menjulang—orang-orang
melayang-
layang
: dan kau; dan ilalang; sama-sama
memanjang
Bangkalan, Juni 2010
di blog pribadinya: http://mhelmyprase.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar