Sumber: Aelita Andre |
JEJAK
Seperti payudara beranjak usia
Memaknai jejaknya sendiri
Tak dengar cakap
metafora kepergian, hanya jadi penangkal maujud
Kesedihan bertemu kesedihan
(masa bodoh:lihat)
Waktu datang sekali pergi meninggalkan jejak
Selagi bersayap transparan
Sihir-menyihir keinginan antusias seperti chairil mau
Sendiri sebagai pemula
Kemasi kegembiraan
Sebab kunang-kunang menerangi perutnya
Dan tak member i jalan :
mari lupakan rumah berlampu sebelum
Para penghuni tau, sebentar lagi
Layar tanpa jalan
2010
MARIA DI GARIS PERBATASAN SUNGAI NUN
adalah maria
yang berjanji akan mengembalikan langkah-
langkah yang tak pasti di tiang kayu penyaliban
katanya: memakan tangis bukan persoalan utama
aku semakin bingung
pada kebenaran yang tak pasti
sementara perahu dayung terus melaju
sampai shalawat menemui nabinya
atas namamu : maria
maka aku tak akan layu
meski telah kau minum
darahku
sebagai tumbal kemesraan langit
2010
SILFI, MENDEKAP HALAMAN DERITA
Genit suaramu
Pahatkan di atas roda angin
Main tikam dengan matahari
Terus memburu dan merayu
Merampung air mata di jajah perih
Silfi
Buka kedua tangan sebagai bukti
Dalam ringkik-merangkak
Membuka album masa dan rasa
Sebab cinta telah merayakan wajahmu
Jangan mati mendekap halaman derita
Paseran, 08 Agustus 2008
Anshori Sapu Jagad, Penyair kelahiran Sumenep
Madura, perintis Lembaga Kajian Sastra Arus Sungai (LEKSAS) Kalimantan Timur.
Berbagai tulisannya sebagian tersebar di media massa, baik lokal maupun
nasional.
http://buletinsajak.blogspot.com/2011/04/siulan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar