Bulan
Tasellem ka Sagara
Dha’ amma bulanna sengko’
Malar mandar ta’ egulessa omba’
Pan-sampan molae dhateng kabbi
Man Sumawar agella’
Polana sampanna se Sekkar Komala
Bannya’ ollena juko’
Jatte ngoca’ “Madda Man sanonto dika,
Ja’ mekkere dunnya malolo
Dunnya neko pagi’ bakal dadiya seta
Maddha jugan pekkere
Kala’ jambangan esse’e aeng
Berri’ dhu’ rembek
Me’ pola pas ngombar
Bulang se tesellem sagara”
Wulan
Sedhuwuring Geni. Antologi Cerpen dan Puisi Daerah,
(Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1999), hlm. 118. Catatan penerbit : sumber,
Nyelbi’ E Nemor Kara, GHOT 1997 (Kumpulan Sajak Bahasa Madura).
Bulan
Tenggelam ke Dasar Laut
Ke mana kini bulanku
Semoga tidak digulung gelombang
Cadik dan sampan kini sudah kembali
Paman Sumawar tersenyum
Karena erahu di Sekar Komala
Banyak membawa ikan
Jette ngoca’, “Paman, sekarang
jangan berpikir tentang harta melulu
Harta itu nanti bisa jadi setan
Kini pikirkan juga
Jambangan penuh air
Lalu beri kembang setaman
Barang kali akan terbit kembali
Bulan yang tenggelam ke dalam laut”
D. Zawawi
Imron (Alih bahasa),Wulan Sedhuwuring Geni. Antologi Cerpen dan Puisi Daerah, (Jakarta:
Yayasan Obor Indonesia, 1999), hlm. 119.
Ibnu
Hajar, Lahir di Sumenep, 7 Juli 1971.
Tulisannya dimuat di Swadesi, Pelita,
Yogya Post, Karya Darma, Bhirawa, dll. Karyanya : Tagih (ap, 1995), Nuansa Diam
(ap, 1995), Refleksi Setengah Abad
IndonesiMerdeka(ap,1995), Getar II (ap,
1996), Bangkit III (ap, 1996), Kleptomania (ap, 1996), Antologi Puisi Indonesia 1997 (ap,
1997), (sumber biografi: Korie Layun Rampan, Leksikon Susastra Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, ), hlm. 202)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar