ODE BUAT GUS DUR
I
Aku
tak tahu, kata apa yang pantas kami ucapkan
untuk
melepaskan, setelah engkau bulat
menjadi
arwah
Setiap
daun kering pasti terlepas dari tangkai
bersama
takdir Tuhan
Untuk
itu kami resapi Al-Ghazali
bahwa
tak ada yang lebih baik
daripada
yang telah ditakdirkan Allah
Karena
itu kami rela
mesti
tak sepenuhnya mengerti
karena
yang terindah adalah rahasia
II
Bendera
dinaikkan setengah tiang
Tapi
angin seakan enggan menyentuhnya
apalagi
mengibarkannya
Biarkan
bendera itu merenung
menafakkuri
kehilangan ini
yang
bukan sekadar kepergian
Bendera
itu diam-diam meneteskan juga
air
mata, yang didahului tetesan embun di ujung daunan
Semua
membisikkan doa
seperti
yang kucapkan setelah kau dikuburkan
Bendera
itu seperti tak punya alasan
untuk
berkibar, seperti kami yang tak punya alasan
untuk
meragukan cintamu
kepada
buruh pencangkul yang tak punya tanah
atau
kepada nelayan yang tidak kebagian ikan
Cintamu
akan terus merayap
ke
seluruh penjuru angin
dan
tak mengenal kata selesai
III
Di
antara kami ada yang mengenalmu
sebagai
pemain akrobat yang piawai
sehingga
kami kadang bersedih
dan
yang lain tersenyum
Yang
kadang terluput kulihat
adalah
kelebat mutiara
yang
membias sangat sebentar
Hanya
gerimis dan sesekali hujan
yang
menangisi momentum-momentum yang hilang
padahal
kami tahu
momentum
tak kan kembali
dan
tidak akan pernah kembali
IV
Matahari
besok akan terbit
mengembangkan
senyummu
lalu
dilanjutkan
oleh
bibir bayi-bayi yang baru lahir
Merekalah
nanti yang akan bangkit
membetulkan
arah sejarah
V
Selamat
jalan, Gus Dur!
Selamat
berjumpa dengan orang-orang suci
Selamat
berkumpul dengan para pahlawan
Karena
engkau sendiri
memang
pahlawan
Catatan
dari si Tukang Arsip
: Puisi ini saya temukan dalam arsip pribadi si
Tukang Arsip. Lupa dari mana sumbernya. Yang pasti telah terpublikasi di media
online. Entah dimana. Jika ada yang menemukan di sebuah situs online. Kami
senang jika ditautkan di dalam kolom komentar. Terima kasih. Salam kemi menolak
lupa. Tapi sebelum diposting sumbernya ditemukan. Puisi ini dipublikasikan di http://www.nu.or.id
30 September 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar