CUMEDAK
Kukunyah
jantungmu di petang hari
Sebelum mantra
jadi genta
Merebut riak
dan guruh arus
Kureguk peluh
asin darahmu
Sebelum embun
menitik direntangan usus
Di tegalan penuh gundukan celatong
Di udara
ranggas tempat harapan menetas
Di pantat
molekmu kusesap irisan paku
Kujelang
hidup-matiku dengan lengking saronen
Kutimang dan
kubujuk Tuhan
Dengan
senandung tembang tandak
Agar lenggang
sapi karapanku tak tergelincir
Dari bukit
punggung kapur
BANYUATES
Ia bawa raganya
Menapaki
jalan-jalan asing
dan gulita
Tak ada titik
terang ke mana mesti pulang
Sepanjang jalan
Setiap Simpang
Senantiasa ia
jumpai jelapang
Ia bawa raganya
Tinggalkan
impian piatu pada kemarau
Kesunyian kekal
bagi rahasia musim
Jauh di
seberang
Tempat ia
leburkan tangis
Agar sanak-cucu
tak harus nafaskan keluh
Sekali waktu
Ia terkurung
Di tahun-tahun
keramat
Seribu sembilan
ratus sembilan puluh delapan
Sampang,
seumpama tempat pulang
Pembuangan
dukun santet
Sumber: http://penyair-air.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar