HORSESHOE, 1
sebuah taman
dari sepatu kuda
rumput di dadanya
tak pernah hilang
meski musim panas
dekap erat akar pohon
rumah-rumah tua
dan anak yang riang
bermain, merajuk
sebuah ruang
dari masa lalu mereka!
Horseshoe USC, June
2010
HORSESHOE, 2
jika datang ke sebuah kota dengan taman bekas tapal kuda
dan bayonet para tentara perang sipil ditanam bagai
bentara
pastikan engkau menemui pintu gerbang berwarna tembaga
—terali besi tua serupa bekas meriam dan moncong senjata
disambut taman luas, semak mertil menempel di pohon tua
dan rerumputan tempat anak-anak bermata biru bermain ria
taman ini dikelilingi nama-nama masa silam dengan tanda
rumah tua dan ukiran tembaga di dinding yang menganga
di sini senyum dan goresan-goresan getir masa silam
ditata
di rak-rak buku Carolinia, mesin ketik kuna, teleskop
baca
menelisik garis rerusuk yang hilang dalam sejarah mereka
di atas meja dan rak-rak buku
masa silam adalah perkamen yang menunggu!
dan pada sebuah taman dengan sepatu kuda terbentang
kerumun orang datang setiap weekend atau libur panjang
berbincang riang tentang masa sekarang yang lari kencang
di bekas bangunan tua dan bangku kayu yang memanjang
di depan scripture
tembaga tua dengan nama-nama usang!
apa yang akan kau ceritakan ketika mampir di horseshoe?
dua dunia diselipkan di tengah taman dengan sebuah tugu
masa kini yang berlarian dan masa silam yang menunggu
di taman ini, masa silam adalah tumpukan cerita
dibawa angin buritan atau lenyap di tengah gempita!
South Carolina,
2010
*) Horseshoe adalah
nama taman luas di halaman University of South Carolina, USC. Tempat ini
menjadi saksi sejarah bagi universitas itu dan warga di Columbia. Ia menjadi
simbol sisa tradisi dari masa silam, sekarang dan masa depan.
SORE HARI DI
HALAMAN COROLINIA
duduklah di sebuah bangku kayu untuk sore harimu, lalu
habiskan
senja di sini. jangan khawatir, di sini akan ada orang
hilir mudik
atau tupai-tupai yang merumput bagai bala tentara perang
sipil.
sunset yang perlahan tenggelam di balik rimbun pohon oak
seperti sepasang mata tupai: malu-malu disiram
pandang
dan senja seperti irisan keju di atas tumpukan salad
yang akan segera mencair, lalu hilang jadi cerita
inilah romantika perjalanan itu, bisikmu pelan
bilamana yang getas harus sigap ditangkap
jadi makna yang kerap meriap-berderap
sepanjang sisa perjalanmu yang pias
karena semakin menuju ujung
semua akan mengecil hilag
sebelum akhirnya jadi
titik sunyata moksa
demi abadinya!
di entah…
2010
DARI LUAR PAGAR
-afrizal malna
aku berada di luar pagarmu
saat beburung dari sangkarmu
berhamburan merebut pagi
ada yang bertepuk dari dalam pagar
apakah itu lolongan anjing, atau burung
yang dibesarkan embun di pagi itu
saat jam mematok pukul 09.10 WIB?
siapa mengunjungi rumahmu yang asing ini?
engkau seperti berbisik, “tak siapa pun, Pitoloci!”
saat jam kamar mandi tiktok ke arku waktu
atau menjarah sisa pagi dari matahari
aku berdiri di luar pagarmu
engkau berdiri di luar pagarku
lalu kita sama-sama bertepuk
aku menepukmu
dan matahari terbit dari pintumu
sudah setinggi 10 jari
Yogyakarta, 2011
Bernando J. Sujibto : Penyair kelahiran Sumenep, 24 Februari 1986. Menulis
puisi, esai, artikel dan resensi di media lokal ataupun nasional. Karya
puisinya terkumpul dalam antologi bersama seperti Risalah Dua Jari (Andalas, 2002), Kampung dalam Diri (Temu Penyair Lima Kota, 2008), Puisi Menolak Lupa (Obsesi Press, 2010),
Mazhab Kutub (Pustaka Pujangga,
2010), dan Suluk Mataram (Galang
Press, 2011). Sementara karya tulis ilmiahnya masuk dalam buku kompilasi
seperti Resasan untuk Jogja (Impulse,
2009), Islam: National Character Building
dan Etika Global (UIN Sunan Kalijaga, 2010), Kalian Islam Multidisipliner [jilid 2 dan 3] (Lemlit UIN Jakarta,
2009 dan 2010), dan Islam dan Terorisme
(Grafindo, 2010). Bergiat di beberapa komunitas, salah satunya Teater ESKA
Yogyakarta. Suka berjelajah ke negara-negara asing: Amerika dan Australia,
sambil selalu menulis puisi sebagai pengalaman personalnya. Bisa dikontak lewat
email:
bernando_j_sujibto@yahoo.com dan
akun Twitter di:
@_bje
Catatan si Tukang Arsip: puisi-puisi ini, diambil dari
Manuskrip puisi di perpustakaan Divisi Sastra Teater ESKA UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar