BENUA BENCANA
—menjelang Narita
ini teluk alaska
sudah kurapatkan dalam peta
sebentar lagi sampailah ke samudera pasifik
luas ruang kesenyapan bagi para kaum cadik
apa yang berdengung hebat di luar? tumpukan awan
atau debu-debu yang selalu menyusun kecemasan!
ini telah kusulam baju kenangan antar benua
untuk gaun pengantinmu kelak, di atas pura
laman perdu dan hijau daun emas beludru
pun lengking nyanyi seruling angklung bambu
mari mainkan untuk hati yang bersiap luka
tanah yang dijanjikan untuk sengketa
tanah pujaan para dewa
tanah tempat berbagi prasangka
dalam rentang pusaran ketakutan
memanggil nama bagi yang pulang
pada bendera setengah tiang
(2010)
ENDAPAN PUISI
endapan puisi
seperti endapan kopi
hitam dalam gelas
pekat dalam ingatan
endapan kopi, seperti hari-hari
terperanjat dalam mimpi, lalu berlari
ke dalam letupan-letupan yang lain
aku yang sedang tercenung di pojok itu
kembali merutuki kepekatan tentang ingatan
endapan puisi
seperti endapan kopi
minta diminum segera
(2010)
ILUSI PEREMPUAN
tak ada yang sakral
tanah yang kau rawat tiap hari
dan dua kuncup bunga berseri
itu
—ia akan terpatuk
mereka akan terantuk—
menyerah kepada ilusi
dan sangsi
kembali
(2009)
LAPANGAN BANTENG
So Hoek Gie
1/
yang digantung
di lapangan banteng
apakah janji?
2/
jika sudah terbilang
mereka bakal digantung
jangan lupa ceritakan ulang
3/
kami butuh kisah
selalu basah
biar tumbuh
merekah
Jakarta, 2011
NUMPANG DI MAMPANG
ceritakan tentang orang-orang yang tak punya gubuk
tempat sekedar menyelipkan harapan dan mimpi esok
mereka akan kuajak pulang ke dalam dekapan puisi
kukenalkan kata yang tak bisa diam sebelum melukai
kutiupkan imaji yang tak bisa sepi sebelum menghamili
hingga mereka terbangun ngungun ke tengah malam
menciptakan matahari sendiri sebelum subuh jelang
Mampang, November
2011
Bernando J. Sujibto : Penyair kelahiran Sumenep, 24 Februari 1986. Menulis
puisi, esai, artikel dan resensi di media lokal ataupun nasional. Karya
puisinya terkumpul dalam antologi bersama seperti Risalah Dua Jari (Andalas, 2002), Kampung dalam Diri (Temu Penyair Lima Kota, 2008), Puisi Menolak Lupa (Obsesi Press, 2010),
Mazhab Kutub (Pustaka Pujangga,
2010), dan Suluk Mataram (Galang
Press, 2011). Sementara karya tulis ilmiahnya masuk dalam buku kompilasi
seperti Resasan untuk Jogja (Impulse,
2009), Islam: National Character Building
dan Etika Global (UIN Sunan Kalijaga, 2010), Kalian Islam Multidisipliner [jilid 2 dan 3] (Lemlit UIN Jakarta,
2009 dan 2010), dan Islam dan Terorisme
(Grafindo, 2010). Bergiat di beberapa komunitas, salah satunya Teater ESKA
Yogyakarta. Suka berjelajah ke negara-negara asing: Amerika dan Australia,
sambil selalu menulis puisi sebagai pengalaman personalnya. Bisa dikontak lewat
email:
bernando_j_sujibto@yahoo.com dan
akun Twitter di:
@_bje
Tidak ada komentar:
Posting Komentar