SURAT CINTA SEORANG PRAJURIT
sementara kita peram rindu yang ditetaskan langit
malam di sini Uruwaih, tak seperti peluk ibumu
ketika hari senja dan bunga-bunga airmata
mengekalkan segala yang kita punya
tentang desing ketersiaan, suara laut, ricik sungai
dan gerisik daun yang tak lagi dikidungkan zaman
tempat para prajurit istirah dari tapak sepatu yang berat
membawa segala yang bernama sejarah ke tanah ini
Uruwaih, anakku, bila berkabar ibu padamu tentang jarak
Penyair dan serdadu, maka kukirim peluru
Yang dibkin dari jerit ibumu sebagaimana ia dilahirkan
Mencatat waktu dan batu dari kata yang tak punya suara
Uruwaih, anakku
tak ada matahari yag mampumenggambar bayang sedih
jika kelak burung-burung nazar datang dari ufuk bukit
menemukanku terbaring di lambung mimpi yang tugur
mataku kan berjaga untukmu; untuk tiap peperangan
juga kebutaan, menyalakan sepi yang tekun
mengemas duka pasir di bumi
bila sampai peluru ini padamu
dengan jejak darah, sementara orang-orang
menulis riwayat ssiapa yang akan singgah
peluru itu lebih tahu tentang langit
ketika menurunkan segala
yang dimilikinya
lalu malam akan merendah,memberimu tidur
mengembarakanmu pada mimpi masa kanak
juga dongeng muram yang tetas dari getahan tahun
kenalilah segala yang gaib dan tak bernama
dimana dikuburkan ia di tanjung-tanjung
di liuk nyanyian kepodang dan timang kenangan
di sini, Uruwaih, kala kabut mendekap tulang dinginku
jantung yang menabuh di antara detak nasib
dan rusuk ingtan: mengemasi pertaruhan
senantiasa kurindukan merbak dekapan ibu
di mana kita tak pernah lagi perkasa
dan kekalahan hanya angin yang bertiup
membawa pulang-kembali ziarah dan kepergian
biarlah sepi duka manusia
memilikimu! Menarilah untuk madah langit
sebelumlelap menyerah
pada esok yang ganjil dan tak pasti
Yogyakarta,
2012
Achmad Kekal Hamdani, lahir di Jember 5 Agustus 1987.
Mahasiswa Aqidah-Filsafat, UIN Sunan Kalijaga. Menulis puisi dan esai
kebudayaan. Tulisannya tersiar si media massa lokal dan nasional seperti
Horison, Basis, Suara Medeka, Jawa Pos, Minggu Pagi, Bali Post, Majalah GONG,
Pikiran Rakyat, Padang Ekspres, dll. Puisinya termasuk dalam antologi Pedas
Lada Pasir Kuarsa (TSI Bangka-Belitung, 2009), Antologi Puisi Musibah Gempa
Padang (Kuala Lumpur, 2009), Pesta Penyair Jawa Timur (Dewan Kesenian
Jatm,2010), Narasi Tembuni (KSI,2012).
Sumber: http://www.teropong-news.com 24 Maret
2013
Juga
termaktub dalam antologi Puisi “Dzikir Pengantin Taman Sare”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar