Dari Negeri Poci 5; Negeri Langit (Antologi Puisi 153 Penyair Indonesia) Kosa Kata Kita, 2014
BUTTERFLY EFFECT
dari arah
yang berbeda # kita bertemu di taman kota
aku dari
kampung filsafat # kau dari pedalaman tarekat
sungguh
pertemuan kita # pertemuan peradaban yang tua
pohon
akasia jadi saksi # doa langit, restu matahari
angin
menjatuhkan serbuk sari # sampah plastik tumbuh melati
kita
berdekat-dekatan # tapi tidak bersentuhan
jarak jadi
batas diri # bulu kuduk tegak berdiri
mata saling
menangkap # bibir berderap-derap
napasku
buah alpukat # napasmu susu cokelat
napas kita
bersatu # semerbak aroma rindu
kita
bercakap tentang peri # juga riwayat sebuah negeri
di tepi
jalan anak-anak itu # memukul gendang bertalu-talu
sebuah
tangan menjulur # kita berikan roti dan anggur
dari
bibirnya bahasa gurun # juga kabar dari halimun
tiba-tiba
dari pundak kita # tumbuh sayap warna senja
pada tiap
kepakan # meninggi tujuh jengkalan
semakin ke
atas # dada semakin luas
di kanan
kita lihat kesetiaan # di kiri ketenangan
keduanya
malaikat penjaga # jiwa kita yang menyala
tak perlu
takut pada ketinggian # selama masih ada lautan
kita
menjadi kupu-kupu # terbang bebas ke seluruh penjuru
kepak sayap
kita di Jakarta # mencipta topan di Canberra
melayang
rendah dan tinggi # menjaga keseimbangan akal dan hati
seketika
sayap lenyap # kita jatuh tengkurap
tidak ada
darah dan luka # serupa jatuh dari surga
kita
kembali berpisah # berjalan menukar arah
2014
LUAR BATANG
kelak
bersama sepi # aku mengajakmu kemari
ke tempat
dimana aku dapat # mengingatmu dengan nikmat
berdiri
depan gerbang # mata menebar pandang
tangan-tangan
hidup membelai # mata-mata maut berderai
di sini apa
makna kertas # apa juga makna batas
jiwaku
meredam suara benda # melupa segala warna
hati
bergantung # akal terpasung
aku mendaki
puncak menara # melihatmu samar di sana
kelak
bersama sepi # aku mengajakmu kemari
ke tempat
dimana aku dapat # mendengar dialog ruh dan jagat
2013
MAWAR SIDRAH
kau bilang
kelam di kamar # kepalamu tumbuh mawar
dari kamar
lain # aku kirim nyala lilin
juga dari
kepalaku # pohon sidrah tumbuh layu
jam
berhenti sejenak # terdengar suara cecak
seperti
denting ribuan logam # kau datang padaku serupa malam
aku lupa
menutup pintu # aku luka melupa nafsu
di kamar
kita menjadi bisu # mawar dan sidrah bersatu
; jibril, dimana wahyu? #
khidir, dimana waktu?
di luar,
langit terbakar api # tahun seketika berganti
cahaya
meledakkan harapan # mayat sepi berserakan
dari rambut
kita yang uban # masa lalu berguguran
2014
MALAM JUM'AT
aku
mengelus-elus bukit # sebelum mendaki sampai langit
bukit
mengepulkan asap # aroma minyan menyeruap
hantu masa
lalu gentayangan # mengitari pohon kesunyian
ini malam
jum'at # orang-orang menulis azimat
pada lembar
badan # dan kering kulit macan
malaikat
yang menjaga # bertamu ke dada
iblis
berkalung sorban # serigala menelan bulan
aku mulai
mendaki bukit # lalu sampai di langit
dari
ketinggian aku melihat # bukit dipenuhi mayat
orang-orang
yang mati # dalam perang melawan diri sendiri
2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar