SAJAK-SAJAKKU YANG LALU
Aku tak bisa berbuat banyak dalam hidupku. Aku
lakukan apa yang kubisa. Menulis sajak bukanlah jalan hidup atau kematiaanku.
Aku hanya ingin tahu keduanya meski pengetahuan manusia tak pernah utuh tentang
realitas yang ada. Semua sajak ini adalah sebuah proses di mana aku sebagai
manusia yang terkadang sedih, bahagia hingga merasa terasing dari dunia mencoba
untuk menyeimbangkan diri agar benar-benar menjadi manusia. Semua sajak yang
punya banyak gaya dalam penulisannya ini adalah usaha mengekalkan kenangan
bersama orang yang dekat atau jauh dariku. Yang sesekali datang dan pergi atau
tidak sama sekali. Tak ada penilaian untuk semua ini selain apa yang ada pada
setiap kata itu sendiri. Sebab tak ada yang pernah selesai dalam hidupku juga
sajakku...
Bagian XII
ENIGMA
MATA
Serumpun rupa
Membatas
Sketsa bayang terlepas
Selembar cinta
Digores mata pena
Yogyakarta, 2006
Serumpun rupa
Membatas
Sketsa bayang terlepas
Selembar cinta
Digores mata pena
Yogyakarta, 2006
ENIGMA TELINGA
Bebunyi dalam jaring-jaring
Termasuk bunyi sepi
Menyalurkan arti
Melalui pipa udara dari langit
Mengisi jasad-jasad dengan alphabet
Di antara kosa kata yang hampir sekarat;
Aku menyebutnya ayat
Yogyakarta, 2006
ENIGMA MULUT
Pahit, manis, pedas, asin, kecut
Gelombang lidah tak berpisah
Luka, duka, jahat, sombong, rendah hati
Gelombang bibir hadir:
Gua yang menitip kasih
Gua yang mengintip sedih
Yogyakarta, 2006
ENIGMA HIDUNG
Pada dua cerobong
Adam, iblis, setan, dan malaikat
Berharap masuk dan keluar;
Lubang hitam cahaya
Lubang putih gelap gulita
Sedangkan pesan udara
Lubang putih cahaya
Lubang hitam gelap gulita
Yogyakarta, 2006
ENIGMA KAKI
Kuikuti arti
Bukan tapak kaki
Mengikuti arah matahari
Dan kembali malam nanti;
Bukan mimpi atau teka-teki
Aku tahu dalam hati
Yogyakarta, 2006
ENIGMA SAJAK
Sepi kata-kata tak tertidur
Ramai kata-kata tak hilang
Meletakkan tubuhku dalam lipatan kertas
Yogyakarta, 2006
ENIGMA TANGIS
Semuanya dalam rahasia
Bening dalam bintik air
Di sana ada yang tertawa
Di sini ada yang terluka
Mungkin karena manusia
Yogyakarta, 2006
ENIGMA MATAHARI
Menjelang pagi
Ada yang tiba-tiba tumbuh
Ada yang tiba-tiba luruh;
Pesannya pada lembah
Memasuki celah tanah
Yogyakarta, 2006
ENIGMA BULAN
Menjelang malam
Ada yang mencari sebagai sepi
Ada yang mencari sebagai mimpi;
Pesannya pada petang
Memasuki celah pintu dan jendela
Yogyakarta, 2006
*Dunia
Absurd merupakan blog pribadi penyair Ala Roa yang dikelola sepangjang tahun
2008-2012. Dunia Absurd memiliki pesan: “Dalam kehidupan, kematian yang tak
sempurna adalah karya besar yang jarang orang menemukannya. Sebuah keheningan
yang terdalam dari hati seorang manusia.”
Sedangkan Ala Roa ialah penyair Eksistensialis yang pernah saya kenal,
dan sempat saya jadikan guru. Ia menyebut dirinya dengan : “Aku bukan
siapa-siapa dan bukan apa-apa. Aku bukan penyair atau sastrawan. Aku adalah
manusia biasa seperti juga yang lain. Aku hanya ingin mengungkapkan segala yang
terjadi pada diri atau pada yang lain. Aku merasa hidup dan mati tak akan
pernah bertemu. Namun suatu saat kita pasti akan kembali dan kembali. Di mana
kita tak akan pernah bercerita dengan mulut sendiri sebab kita adalah matahari
yang dibahasakan bunga-bunga.”
Mengenai
tulisan ini, kesemuanya diambil dari: http://alaroa.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar