SAJAK-SAJAKKU
YANG LALU
Aku tak bisa berbuat banyak dalam hidupku. Aku
lakukan apa yang kubisa. Menulis sajak bukanlah jalan hidup atau kematiaanku.
Aku hanya ingin tahu keduanya meski pengetahuan manusia tak pernah utuh tentang
realitas yang ada. Semua sajak ini adalah sebuah proses di mana aku sebagai
manusia yang terkadang sedih, bahagia hingga merasa terasing dari dunia mencoba
untuk menyeimbangkan diri agar benar-benar menjadi manusia. Semua sajak yang
punya banyak gaya dalam penulisannya ini adalah usaha mengekalkan kenangan
bersama orang yang dekat atau jauh dariku. Yang sesekali datang dan pergi atau
tidak sama sekali. Tak ada penilaian untuk semua ini selain apa yang ada pada
setiap kata itu sendiri. Sebab tak ada yang pernah selesai dalam hidupku juga
sajakku...
Bagian IX
NYANYIANMU
DAN TARIANKU
--perempuan kota dingin--
jejak sajak tak berkaki
dinyanyikan bibirmu, meme
kukenal itu dari burung-burung
yang terbang dari kedinginanmu
melewati lorong tanpa rambu
tetapi kuingin menari saja, meme
diiringi nyanyianmu berputar seperti rumi
mengikuti burung-burung dinginmu
melewati ruang tanpa mulut
sebelum kulit kita mengkerut, meme
bacalah sajak itu
aku akan menari;
kau akan menemukan kakimu
pada tarianku dan
aku menemukan mulutku
pada nyanyianmu
Yogyakarta, 2006
--perempuan kota dingin--
jejak sajak tak berkaki
dinyanyikan bibirmu, meme
kukenal itu dari burung-burung
yang terbang dari kedinginanmu
melewati lorong tanpa rambu
tetapi kuingin menari saja, meme
diiringi nyanyianmu berputar seperti rumi
mengikuti burung-burung dinginmu
melewati ruang tanpa mulut
sebelum kulit kita mengkerut, meme
bacalah sajak itu
aku akan menari;
kau akan menemukan kakimu
pada tarianku dan
aku menemukan mulutku
pada nyanyianmu
Yogyakarta, 2006
SAJAK AIR
air menuju celahmu
celahku terbelah-belah musim
menadah wajah matahari
dan tubuh lusuh
pada rangka sungai-sungai;
di mana yang kau masuki
dengan ketakmengertian kuhampiri
wajahku mengalir pada wajah lain
yang kau mengerti dalam abjadmu sendiri
Yogyakarta, 2006
KETAKUTANKU
hujan dan angin membuatku takut malam ini
tapi yang lebih aku takutkan lagi
adalah hilangnya wajahmu dari tatapanku
Sumenep, 2007
MATA API
entah siapa yang akan terbakar;
tubuhnya mengasingkan diri
setelah mulutnya mencicipi impian
dan pada matanya segalanya berharap jadi arang
yogyakarta, 2007
KEHENINGAN
kaubersayap di tulisanku
terbang ke sebuah samudra
dan menusuk langit kelam
kausisakan kepak-kepak sayapmu
dalam kesendirianku
kesendirian yang musykil kutangkap
jadi makna puisi
yogyakarta, 2007
ANGIN
entah apa yang kaubawa
dari segala penjuru tanpa indera
segalanya berharap untuk tidak ditinggalkan
menentukan kisah untuk diceritakan
yogyakarta, 2007
DUNIA HITAM
malam ini udara meletus
dan kelender meneteskan darah;
kuperbaiki selimut dalam tidurku
sebab aku tak ingin mati;
mataku terpejam—terlalu hitam
yogyakarta, 2007
DALAM SEBUAH KOTAK
tak ada kata-kata hanya tusukan:
iblis, malaikat, dan tuhan mengerammanusia menghilang
yogyakarta, 2007
SILSILAH WAHYU
muhammad hanya ada dalam gua
dan jibril entah di mana;
untuk menemukannya
ibu mengajariku syakal dan makna
di antara huruf hijaiyah dalam kitab tua;
tetapi apa yang kutemukan saat ini
hanya kesucian sunyi
di balik huruf hijaiyah
tak ada sepenggal nama atau kisah
yogyakarta, 2007
BUTA
pada denyut gema
yang buta meraba ruang getar;
setiap dindingnya ditulis cinta
bibirku undur kata-kata kuucapkan
semuanya bersarang hingga kaubertandang
mengaturkan selamat jalan
pada denyut gema
yang buta meraba
berkisah yang tiada
yogyakarta, 2006
SUARA
catat semua yang kautahu tentang aku
berilah jalan memantul di kertasmu
besok catatanmu hilang;
kau tak akan menemukan lagi di ruang tidurmu
—catatlah segala yang diam bungkam di dadamu
mengikuti goyang rerumput dan pepohonan
: aku kesunyianmu
yogyakarta, 2007
OBSESI
sering kuambil kalimat dari tubuhmu
kubiarkan tumbuh di halaman rumahku;
agar datang dan pergiku masih mengingatmu
jika kau tahu; hanya kata rindu
sayang, kau belum tahu
matahari terlalu cepat menjadikannya awan kelabu
yogyakarta, 2006
*Dunia
Absurd merupakan blog pribadi penyair Ala Roa yang dikelola sepangjang tahun
2008-2012. Dunia Absurd memiliki pesan: “Dalam kehidupan, kematian yang tak
sempurna adalah karya besar yang jarang orang menemukannya. Sebuah keheningan
yang terdalam dari hati seorang manusia.”
Sedangkan Ala Roa ialah penyair Eksistensialis yang pernah saya kenal,
dan sempat saya jadikan guru. Ia menyebut dirinya dengan : “Aku bukan
siapa-siapa dan bukan apa-apa. Aku bukan penyair atau sastrawan. Aku adalah
manusia biasa seperti juga yang lain. Aku hanya ingin mengungkapkan segala yang
terjadi pada diri atau pada yang lain. Aku merasa hidup dan mati tak akan
pernah bertemu. Namun suatu saat kita pasti akan kembali dan kembali. Di mana
kita tak akan pernah bercerita dengan mulut sendiri sebab kita adalah matahari
yang dibahasakan bunga-bunga.”
Mengenai
tulisan ini, kesemuanya diambil dari: http://alaroa.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar