Aku tak bisa berbuat banyak dalam hidupku. Aku
lakukan apa yang kubisa. Menulis sajak bukanlah jalan hidup atau kematiaanku.
Aku hanya ingin tahu keduanya meski pengetahuan manusia tak pernah utuh tentang
realitas yang ada. Semua sajak ini adalah sebuah proses di mana aku sebagai
manusia yang terkadang sedih, bahagia hingga merasa terasing dari dunia mencoba
untuk menyeimbangkan diri agar benar-benar menjadi manusia. Semua sajak yang
punya banyak gaya dalam penulisannya ini adalah usaha mengekalkan kenangan
bersama orang yang dekat atau jauh dariku. Yang sesekali datang dan pergi atau
tidak sama sekali. Tak ada penilaian untuk semua ini selain apa yang ada pada
setiap kata itu sendiri. Sebab tak ada yang pernah selesai dalam hidupku juga
sajakku...
Bagian X
PERPISAHAN
DENGAN LAUT
sengaja atau tidak kita telah berpisah;
aku perahu yang terdampar di setiap pantai
menjauhi bangkai
mencari nama di layar sobekku
yogyakarta, 2006
sengaja atau tidak kita telah berpisah;
aku perahu yang terdampar di setiap pantai
menjauhi bangkai
mencari nama di layar sobekku
yogyakarta, 2006
NAMAMU
kutulis namamu
kubaca menjelang tidurku
bukan doa
kuhanya ingin bertemu
Yogyakarta, 2006
DALAM KERTAS
dalam kertas kau ingin kupanggil
di tengah malam yang berinci-inci dinginnya;
kulakukan seperti apa yang kau inginkan
puisi tercipta;
dalam kertas kupanggil namamu walau samar-samar
karena yang di luar tak pantas mendengarnya
Yogyakarta, 2006
MALAM INI
hujan mengenalkanmu
dengan dingin
angin mengenalkanmu
dengan hembusan
rembulan yang separuh
mengenalkanmu dengan cahaya
dan aku menatapmu
menatap aku sendiri
yogyakarta, 2007
KAU YANG KUCARI
sejak aku
kau panggil dengan sebuah nama
kucari kau di mana-mana;
di lubang bahasa, di celah suku kata,
serta di balik huruf-huruf
yang ada hanya gema
kucari kau dalam gema
dalam segala ruang yang menyumbang
dalam segala isi yang membunyi
yang ada hanya sepi
kucari kau dalam sepi
agar aku sepenuhnya mengerti
tapi kau tak memanggilku lagi
yogya, 2007
MAYA
dalam abjad
jasad tergelimpang
di bunuh cuaca
—sepercik gelap di matanya
mematung bayang
tak ingin dikaburkan
berkali-kali menentukan pilihan
memberinya nafas
pada kalimat pendek dan panjang
tetapi cuaca enggan mengekalkannya
—sepercik terang di matanya
adalah jalan setia
kutahu itu maya
;malaikatpun hanya berani mengintipnya
yogyakarta, 2007
TAFSIR SUARA
di mana aku hidup menguncup
berinci-inci huruf menjadi mulut;
di mana kau mengenalku
ada yang membaca dan mendengarkan
meminta sedikit cinta dan rindu;
di mana setiap titik temu
di antara bibir dan lidah
menuju ruang dan waktu
beriringkan kisah-kisah;
ketika itulah nama suara
ditafsir menyala-nyala
yogya, 2007
BUNGA MATAHARI
bunga matahari
hati yang dipetik bumi
pada gundukan tanah ini
siapa yang akan menumbuhkanku?
bunga matahari
mimpi rontok berhari-hari
yogyakarta, 2007
TATAPAN KOSONG
bukan melihat mata ini
bukan buta mata ini
kau telah menciptanya
dari sisa gerak tari dan getar bunyi
dari tubuhmu
yang memancar dimainkan angin
dari tubuhmu
cermin angin yang dingin
bukan melihat mata ini
bukan buta mata ini
dan jika buta dan melihat mata ini
kau menetes pada mataku
dan jika melihat dan buta mata ini
kau adalah matahari pada mataku
yogyarkarta, 2007
CINTA SI BUTA
aku tak bisa melihat matahari
tapi malam ini
aku mencium
wanginya pada bunga ini
aku juga tak bisa melihatmu
tapi kau menuntunku
dengan tangan waktu
menuju rindu
bila aku tak bisa melihat apa-apa
tubuh kita bukan jeda
tanpa saling menunggu untuk bicara
tanpa saling mengungkap untuk ada
surabaya-ngawi, 2007
ZAHIR
bukan suara
yang terdengar saat kita bercakap
bukan bahasa
yang sebenarnya kita ucap
sinar-sinar benda telah padam
benda-benda sinar telah tenggelam
tubuh kita berbenturan
dalam sapa dengan gerak diam
dunia telah menetapkan pesannya
yang selalu kita impikan
mencipta dunia yang tak lagi nyata
dengan sepasang mata maya
dan ingatan yang nyaris sempurna
kini, kita sama-sama tahu
yang ada bukan suara
yang ada bukan bahasa
bukan apa-apa selain ilusi
tentang orang yang pergi
dan masih bertahan sebagai mimpi
yogyakarta, 2007
*Dunia
Absurd merupakan blog pribadi penyair Ala Roa yang dikelola sepangjang tahun
2008-2012. Dunia Absurd memiliki pesan: “Dalam kehidupan, kematian yang tak
sempurna adalah karya besar yang jarang orang menemukannya. Sebuah keheningan
yang terdalam dari hati seorang manusia.”
Sedangkan Ala Roa ialah penyair Eksistensialis yang pernah saya kenal,
dan sempat saya jadikan guru. Ia menyebut dirinya dengan : “Aku bukan
siapa-siapa dan bukan apa-apa. Aku bukan penyair atau sastrawan. Aku adalah
manusia biasa seperti juga yang lain. Aku hanya ingin mengungkapkan segala yang
terjadi pada diri atau pada yang lain. Aku merasa hidup dan mati tak akan
pernah bertemu. Namun suatu saat kita pasti akan kembali dan kembali. Di mana
kita tak akan pernah bercerita dengan mulut sendiri sebab kita adalah matahari
yang dibahasakan bunga-bunga.”
Mengenai tulisan ini,
kesemuanya diambil dari: http://alaroa.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar