SAJAK-SAJAKKU YANG LALU
Aku tak bisa berbuat banyak dalam hidupku. Aku
lakukan apa yang kubisa. Menulis sajak bukanlah jalan hidup atau kematiaanku.
Aku hanya ingin tahu keduanya meski pengetahuan manusia tak pernah utuh tentang
realitas yang ada. Semua sajak ini adalah sebuah proses di mana aku sebagai
manusia yang terkadang sedih, bahagia hingga merasa terasing dari dunia mencoba
untuk menyeimbangkan diri agar benar-benar menjadi manusia. Semua sajak yang
punya banyak gaya dalam penulisannya ini adalah usaha mengekalkan kenangan
bersama orang yang dekat atau jauh dariku. Yang sesekali datang dan pergi atau
tidak sama sekali. Tak ada penilaian untuk semua ini selain apa yang ada pada
setiap kata itu sendiri. Sebab tak ada yang pernah selesai dalam hidupku juga
sajakku...
Bagian XIV
MEMBUAT
SAJAK
kuhirup nafas dalam-dalam
kutiupkan kepadamu
kudengar irama tubuhku
mengalun merdu
yogyakarta, 2007
kuhirup nafas dalam-dalam
kutiupkan kepadamu
kudengar irama tubuhku
mengalun merdu
yogyakarta, 2007
GELOMBANG SUBUH
ada yang memanggil dari kehilanganku
sisa nganga mimpi dan kepakmu
ada yang bertemu dari kehilanganku
duduk dan berdiri memasuki sunyi
yogyakarta, april, 2007
KATA DI LUAR PINTU
kau menulis kata di luar pintu
aku bangun dari tidurku
lalu aku buka pintu
dan tak ingin bermimpi lagi
“bacalah kata-kataku” pintamu
maka aku baca
meski itu hanya udara
karena kau lebih nyata dari makna
yogyakarta, april, 2007
JIWA YANG BERNYANYI
batu menguap ke langit
bintang berkedip
tumbuh di antaranya bunga surga
terus mekar
terus layu
seperti juga aku
yogyakarta, april, 2007
SAJAK 2
pada tubuhku
kubuka banyak pintu
pada tubuhmu
anak kecil menangis kehilangan ibu
yogyakarta, maret, 2007
SAJAK AJAL
kuserahkan apa yang memancar darimu
langit dan tanah akan tumbuh di mataku
entah, tumbuh apa saja
aku akan segera tiada
seperti gema kata
dan kertas kosong di atas meja
yogyakarta, 2007
KEPERGIAN
di ruang ini
ada satu meja
ada dua kursi
dan sekarang hanya aku
kau telah pergi dan tak kembali
meski begini
kita memang dilahirkan begini
yogyakarta, 2007
*Dunia
Absurd merupakan blog pribadi penyair Ala Roa yang dikelola sepangjang tahun
2008-2012. Dunia Absurd memiliki pesan: “Dalam kehidupan, kematian yang tak
sempurna adalah karya besar yang jarang orang menemukannya. Sebuah keheningan
yang terdalam dari hati seorang manusia.”
Sedangkan Ala Roa ialah penyair Eksistensialis yang pernah saya kenal,
dan sempat saya jadikan guru. Ia menyebut dirinya dengan : “Aku bukan
siapa-siapa dan bukan apa-apa. Aku bukan penyair atau sastrawan. Aku adalah
manusia biasa seperti juga yang lain. Aku hanya ingin mengungkapkan segala yang
terjadi pada diri atau pada yang lain. Aku merasa hidup dan mati tak akan
pernah bertemu. Namun suatu saat kita pasti akan kembali dan kembali. Di mana
kita tak akan pernah bercerita dengan mulut sendiri sebab kita adalah matahari
yang dibahasakan bunga-bunga.”
Mengenai
tulisan ini, kesemuanya diambil dari: http://alaroa.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar