LUKA PERJALANANKU
kakiku
telah jauh melangkah
jalan
demi jalan telah aku lalui
jarak
demi jarak telah aku tempuh
kakiku
penuh luka yang tak mampu aku obati
luka
ini begitu menyiksaku
sakitnya
sangat mengganggu
luka
ini begitu membuatku untuk berhenti
sakitnya
hingga ke ulu hati
ke
mana aku akan menyembuhkannya?
di
mana tempat yang mampu mengobati luka ini?
aku
tak ingin hanya disuguhi cerita
aku
tak ingin hanya disuguhi kata gombal dan basa-basi
sudah
cukup rasanya aku menjerit
sudah
cukup rasanya aku mengeluh
sudah
cukup rasanya air mata ini menetes
dan
akupun tak kuasa berdiri
aku
telah berusaha untuk menyembuhkan luka ini
aku
telah paksakan diri mencari obatnya ke sana kemari
aku
tak tahu apa yang harus aku lakukan lagi
usahaku
hanya menciptakan luka yang lebih melukai
kesabaran
adalah hati
hati
adalah matahari
kini
kesabaranku hampir hilang
kesabaranku
telah penuh darah dan nanah
pada
perjalanan ini aku hanya ingin menahan amarah
ke
mana aku akan menyembuhkannya?
di
mana tempat yang mampu mengobati luka ini?
perjalananku
masih panjang
sedang
di ujung perjalanan telah banyak yang menunggu
kesedihan
di dunia ini bukan kesedihan bagiku
kebahagiaan
di dunia ini bukan kebahagiaan bagiku
apalah
arti semuanya jika aku tak merasakan yang sebenarnya
kata-kata
hanya melintas tak memberikan makna
aku
yang berada dalam luka tak mampu berbuat apa
orang-orang
mengira aku putus asa
orang-orang
mengira aku tak berusaha
orang-orang
mengira aku sudah gila
penilaian
ada hanya pada yang nampak saja
kebenaran
hanya asumsi karena semua pasti berubah
apakah
ada yang tahu dan paham bahwa
seseorang
harus berpikir hingga tak mampu berpikir lagi
seseorang
harus bertindak hingga tak mampu bertindak lagi
hingga
tahu bahwa dirinya bukan apa apa selain mimpi
berhenti
melakukan bukan berarti diam
sebab
diam lebih berbahaya dari ancaman
dan
aku tak akan berhenti di sini
Tuhanku
Yang
Maha Mengatur
perjalanku
ini masih panjang
aku
ingin berjalan meski tak kuat lagi
jangan
jadikan perjalananku sebagai rahasia
jangan
jadikan aku rahasia atas lukaku sendiri
jangan
jadikan luka perjalananku rahasia
Tuhanku
Yang
Maha Tahu
tak
ada yang bisa mengobatiku
hanya
Engkau yang tahu
luka
perjalananku ini adalah rahasiaMu
sembuhkanlah
aku
perjalananku
masih panjang
aku
tak ingin berhenti di sini
yogyakarta,
2o11
PEMABUK YANG MENARI
aku
seorang pemabuk yang menari
aku
mabuk tanpa minuman
aku
dimabukkan musik
aku
dimabukkan kata-kata
aku
mabuk dan menari di mana saja
tak
peduli panas atau hujan
tak
peduli kenyang atau lapar
aku
ada di semua tempat
dengan
musik dan kata-kata
tubuhku
adalah nafas bunyi
tubuhku
adalah nafas gerak
yang
menari menyusuri nafasnya sendiri
aku
yang mabuk tak akan berhenti
akulah
setiap nafas alat musik dan huruf-huruf
akulah
setiap nafas hati
yang
tak kau tahu bunyi dan geraknya
aku
bergerak bersama isi semesta
memendam
bayangnya
menyatu
dengan diri yang sebenarnya
terbang
kesana-kemari seperti rajawali
jangan
tanya mengapa begini
jangan
tanya mengapa harus begini
semua
ada seperti musik
semua
ada seperti kata-kata
aku
seorang pemabuk yang menari
ke
dalam sunyi bunyi sendiri
jika
musnah segalanya
aku
berhenti
yogyakarta,
2011
SUJUD KATA
inilah
semesta tempatku
aku
membaca dan menulisku
aku
bersujud kepadaMu
aku
tak peduli jika tak ada yang membaca dan menulisku
karena
Kau hidup dan matiku
yogyakarta,
2012
SAJAK 1
di
mana akan aku bisikkan suaraku ini
jika
semuanya adalah telinga
di
mana akan aku tulis kata-kataku ini
jika
semuanya adalah kertas kosong
kau
mengatakan di sini saja
dia
mengatakan di sini saja
mereka
mengatakan di sini saja
biarlah
kubisikkan dan kutulis di dalam hati
di
mana kau, dia, dan mereka ada
bersama
keabadian rahasianya
yogyakarta,
2011
SAJAK YANG TAK MAMPU AKU TULISKAN
orang-orang
berjalan di jalannya masing-masing
di
jalanan orang-orang menyiksa tersiksa
memelihara
dendam
memelihara
diri yang berduri
sebelum
tuntas untuk pergi
mataku
berhamburan dalam dada
aku
melompat ke dalam diriku
mencari
mata yang sempurna
mencari
kesempurnaan penglihatan
dari
mataku sendiri
yang
kian lama kian sepi cahaya
di
sana mata-mata menangis
berbicara
dan bercerita tentang kesedihan
di
antara kemiskinan dan kelaparan
di
antara keagungan dan tipu daya
kata-kataku
sakit walau tak menyentuhnya sama sekali
sebagai
sajak atau puisi
sebagai
makna dari yang mati
mata-mata
terus saja menangis
di
mana aku?
di
mana sajakku?
pertanyaanku
tak selesai hanya dengan tindakan
kata-kataku
berpijar
aku
tersiksa tak mampu menuliskannya
kamar
siput, yogyakarta, 2011
HUJAN MALAM BULAN APRIL
semakin
malam lukisanku berjatuhan
lukisan
hujan
melukis
daun
melukis
tanah
melukisku
hingga basah
aku
dari hulu ke hilir
mengalir
dalam takdir
menyusurimu
dalam lukisanku
menyusuriku
dalam hujan
tetesan
air demi tetes
menjadi
daun
menjadi
tanah
semakin
malam
semakin
hujan
semakin
berjatuhan
aku
semakin basah
kamar
siput, yogyakarta, 2011
*Dunia
Absurd merupakan blog pribadi penyair Ala Roa yang dikelola sepangjang tahun
2008-2012. Dunia Absurd memiliki pesan: “Dalam kehidupan, kematian yang tak
sempurna adalah karya besar yang jarang orang menemukannya. Sebuah keheningan
yang terdalam dari hati seorang manusia.”
Sedangkan Ala Roa ialah penyair Eksistensialis yang pernah saya kenal,
dan sempat saya jadikan guru. Ia menyebut dirinya dengan : “Aku bukan
siapa-siapa dan bukan apa-apa. Aku bukan penyair atau sastrawan. Aku adalah
manusia biasa seperti juga yang lain. Aku hanya ingin mengungkapkan segala yang
terjadi pada diri atau pada yang lain. Aku merasa hidup dan mati tak akan
pernah bertemu. Namun suatu saat kita pasti akan kembali dan kembali. Di mana
kita tak akan pernah bercerita dengan mulut sendiri sebab kita adalah matahari
yang dibahasakan bunga-bunga.”
Mengenai tulisan ini, kesemuanya diambil dari: http://alaroa.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar