KAU KIRA KESENDIRIAN TAK BERARTI
kau
kira sajak hanya mainan
dengan
menulisnya kau bisa dikenal
sajak
bukan perkara mudah seperti kau membaca dan setelah itu selesai
kau
butuh kesendirian untuk menulisnya
kau
butuh ruang sunyi untuk kekal di dalamnya
kau
butuh kejernihan hati dan pikiran untuk mengenal kehidupan
kau
butuh ketelanjangan diri untuk merasakan
mendengarkan
setiap jengkal langkahmu
sebab
sajak bukan mainan atau sekedar iklan
kau
kira kesendirian tak berarti
sajak
bukan hanya yang ada di pikiran tapi juga apa yang ada di hati
kau
bisa menulisnya dengan rasa kesal, benci, dan cinta
kau
bisa menulisnya dengan bahasa yang dimengerti dan tak dimengerti
kau
bisa menulisnya dengan rasa sedih dan bahagia yang tak biasa
kau
bisa menulisnya tanpa pujian apalagi pertengkaran
sebab
sajak bukanlah pesta atau sekadar hiburan
kau
kira sajak hanya mainan dan kesendirian tak berarti
sajak
terkadang melebihi pikiran dan hati
yogyakarta,
2012
DILARANG MENULIS SAJAK
kau
jauhkan buku dan alat tulisku atas nama kesehatan
sedangkan
tubuhku menyimpan ancaman
apa
yang salah dengan buku dan alat tulisku
dalam
tubuhku banyak yang menangis karena terlantar
kau
tak bisa melarangku untuk berbuat apa pun
mana
buku dan alat tulisku
aku
telah banyak membakar
aku
tak perlu tipu dayamu
orang
sehat tak ditentukan oleh pakaian dan pekerjaan
orang
normal tak ditentukan oleh perilaku orang kebanyakan
apa
yang harus ditakutkan?
sebelum
benar-benar jauh darimu
mana
buku dan alat tulisku
aku
ingin membaca
aku
ingin menulis
apa
yang ada di tubuhku tak pernah berhenti merasakan
yogyakarta,
2012
SAJAK YANG TAK BICARA
kau
terbit dalam diriku seperti matahari
menghiasi
malam-malam dan hari-hariku
aku
ingin orang lain tahu
bahwa
aku adalah sinarmu
maka
aku beri kau tubuh
dari
apa yang kau kenali tentang diriku
aku
kenali pada mereka meski dengan mata terpejam
karena
jika mataku terbuka mereka mengiranya itu adalah luka
mereka
mengenalimu sebagai dirinya saja
tak
ada yang mengenalimu sebagai dirimu
tak
ada yang mengajakmu bicara
kecuali
yang membuka pikiran dan hatinya
aku
juga ingin kau dimengerti
terkadang
aku juga tak mengerti
mengapa
kau disukai karena keindahanmu saja
tapi
biarlah kau tak bicara
aku
menulismu bukan untuk kau dikenali
aku
hanya ingin menghiburmu
agar
esok yang membacamu mengerti
bahwa
tak ada yang kekal
selain
yang tak bisa diungkapkan
yogyakarta,
2012
GELAP
berilah
aku mata
biar
kulihat segalanya
sebagaimana
adanya
yogyakarta,
2012
UNGKAPAN
1.
pada
hatimu
kau
menginginkan kebahagiaan
kau
ciptakan keindahan
agar
kau merindukan dirimu sendiri
padahal
semuanya hanya sajak sepi
dari
panas darah yang kau sembunyikan
lalu
mereka mengangabnya sebagai taman
2.
kau
tak perlu lagi menulis sajak
jika
itu hanya menjauhkan dirimu sendiri
kau
tak perlu lagi membaca sajak
jika
itu hanya membuatmu terluka lebih dalam
terkadang
apa yang ada di dalam tak perlu terdengar
sebab
melebihi dari apa yang kau tulis dan kau bacakan
3.
apa
yang kau cari dari keindahan?
setiap
bentuk tak punya rahasia
tulislah
rahasia
dan
biarlah menjadi rahasia
tak
perlu untuk dikenal
tak
perlu untuk dikenang
tetaplah
berada di tengah lautan
4.
aku
tak pernah berpikir
kau
milikku atau aku milikmu
aku
merasakan sajak sunyi yang tak bisa kuungkapkan
menulisku
melebihi yang kuungkapkan
semua
terasa tertutup
tapi
terbuka karena semua tak berpintu
sajakku
menyuarakan dirinya di sana
saat
kita berada di jalan bahasa
yogyakarta,
2012
DI KEDALAMAN MALAM 2
aku
menaruh malam
menaruh
tanda di kedalamannya
yang
menaruhku di
kedalamanku
ketika
itu aku malam
memusar
pada yang tergapai
malam
yang memusar kelam
lebih
dekat dari badan
aku
malam beserta isinya
mencumbu
perlahan rindunya
isi
rindu kehidupan
isi
rindu berbagai waktu
cumbuan
paling lembut dari inginnya
aku
memusar
dingin
memusar
ingin
memusar
pusaran
malam beserta isinya
hingga
lupa di mana tempatnya
hingga
lupa di mana ada
hingga
tiada tanya dan jawab
sebab
lupa ingin
sebab
lupa dingin
sebab
yang hadir
lebih
halus dari apa yang dihirup dan dihembuskan
memusar
aku
menjadi
tiada diri dalam tanda
menjadi
tiada tanda di dalamnya
aku
memusar
terus
memusar
semakin
memusar
menjadi
apapun saja hingga nafasnya
malam
ini aku tak ingin pergi
malam
ini aku malam
malam
ini aku tanda
malam
ini tanda keagungan
aku
memusar
terus
memusar
semakin
memusar
tenggelam
tak padam
tenggelam
pada tanda diri yang dalam
aku
memusar tak bisa dihentikan
lebih
cepat dari yang bisa dicatat
lebih
cepat dari yang bisa diperhitungkan
dan
tak menyisakan bayangan
pusaran
segala pada diriku
sejuta
mata air
sejuta
air mata
sejuta
mata menjerit doa luka
aku
tersungkur
mengukur
yang tiada
tersungkur
asing terpesona
timur
barat selatan utara adalah lingkaran
aku
memusar sejuta doa
melingkar
seputih cakra
pusaran
mereka
detak
pusar kata kata
aku
memusar sejuta makna
entahlah,
semuanya melebihi keinginan
tandaku
membawaku ke pengasingan
yang
hidup dan mati saling mengisi
saling
menaruh diri sebagai arti
sebagai
malam dan diriku yang puisi
yogyakarta,
2011
*Dunia
Absurd merupakan blog pribadi penyair Ala Roa yang dikelola sepangjang tahun
2008-2012. Dunia Absurd memiliki pesan: “Dalam kehidupan, kematian yang tak
sempurna adalah karya besar yang jarang orang menemukannya. Sebuah keheningan
yang terdalam dari hati seorang manusia.”
Sedangkan Ala Roa ialah penyair Eksistensialis yang pernah saya kenal,
dan sempat saya jadikan guru. Ia menyebut dirinya dengan : “Aku bukan
siapa-siapa dan bukan apa-apa. Aku bukan penyair atau sastrawan. Aku adalah
manusia biasa seperti juga yang lain. Aku hanya ingin mengungkapkan segala yang
terjadi pada diri atau pada yang lain. Aku merasa hidup dan mati tak akan
pernah bertemu. Namun suatu saat kita pasti akan kembali dan kembali. Di mana
kita tak akan pernah bercerita dengan mulut sendiri sebab kita adalah matahari
yang dibahasakan bunga-bunga.”
Mengenai tulisan ini, kesemuanya diambil dari: http://alaroa.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar