Tentang Kampung Kita
Kau kabarkan padaku tentang kampung kita yang nyaris berlalu dari masa lalu
Lalu kulihat matamu
; ada yang berbeda memang, mulai tanah muasal, tetumbuhan yang akarnya
Semakin sulit menemukan letak detak jantungmu, rumah-rumah
Dan pakaian-pakaian yang lucu
O, ya
Bahasamu itu benar-benar terlahir di luar kata-kata yang kucipta
Akhirnya, kumulai menyimpan segala yang tersisa dalam sajakku. Kubiarkan
ia seperti matahari
Agar nanti, ketika kau kabarkan kembali tentang sebuah kehilangan
Aku tetap menemukan keutuhan
Yogya, 2011
Seperti Pohon Kelapa
Seperti menanam pohon kelapa kau butuh waktu yang sangat panjang untuk
Memetik buah dariku
Sebab saat ini, akar-akarku masih menjalar, mencari sumber mata air
Mencari kehangatan yang tersimpan di balik kata-kata
Ah. Kau tak perlu mencemaskanku seperti itu
Bukankah aku adalah pohon yang tumbuh di atas tanah kesakitan dekat sungai
Pembuangan sampah
Setiap perih telah kuterjemahkan menjadi bait-bait kalimat
Lalu kuletakkan di mataku, kaku menjadi buah-buah kecil
Kelak, saat buah-buahku merunduk
Akan kubiarkan ia kering lalu terjatuh dan akan tumbuh jadi pohon baru
Terus seperti itu…..
Yogya, 2011
F. Rizal ALief adalah nama pena dari Faidi
Rizal, lahir di Sumenep ’87 kemarin. Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
jur. B.S.A. fak. ADAB dan Ilmu Budaya. Tulisannya termuat dalam media massa dan
sejumlah antologi. Seperti Kitab Lintas Musim (Puisi, 2011) Bulan Purnama
Majapahit Mojokerto (Cerpen, 2010), Bukan Perempuan (cerpen 2010), Rendezvous
di Tepi Serayu (cerpen, 2010), dan Narasi Batang Rindu (Puisi, 20009). Kini
aktif dan mengelola Komunitas Rumah Senja di Madura.
Diposkan oleh Arsyad Indradi di penyairnusantaramadura.blogspot.com
Minggu, 27 Februari 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar