Opa Tua
Berkibarlah, berkibarlah
Benderaku
Walau dengan bertubuh lusuh
Tanpa susu dalam payudara anakmu
Kain bolong tubuh bolong
Lalu salah apa kami melonglong.
Dalam kantung bisumu
Adakalanya tikus memakan beju-baju orang
Adakalanya kelelaewar memakan jambu-jambu yang kusimpan
Jambu manis jambu mudah
Susah payah kau ada
Ada apa dengan Indonesia
Berjalan terluntalunnta dalam patah-patah tiang yang ada
Langit tanpa ozon (angina datang kau buat badai;
_kentut datang kau pakai otot)
Aduh indonesia rupamu kini tak terbaca
Dalam arca-arca kan tiba
Balada negriku sekonyongkonyong sandal peraspal
Dengan baju tanpa dicuci tanpa sikat gigi
Dan meriam ditanganmu
Ini adalah surat dari alam bawah tanah
Yang diinjak setiap kaki
Kaki cinta-_butalatahterompah opakutua
Tanpa tahu apa itu jijik
bauh
dan najis
Adakalanya kau berkencing dikamarku
Kamar bersama yang dibuat sang ayah
Dengan memakai pakaian berbauh tahi kuda
Kau berkata so’ bodoh “kentutmu juga bauh tahu”
Aduh cermin datanglah
Agar dia berkaca,jangan takut pecah ditonjoknya
Buat tubuh rangka wirat dalam melawan lampir
Yang hamper sekarat
”he’,he’he’,he’, ”. kata lampir dalam tawa busuknya
Hai darah negri
Irilah kau ditepi tanganmu telah merancang gunung
Sedang kau?
-pernakah kau merangkai bukit saja?!
Dombalatah kakibuta jalan patah-patah-kata dada dengan punggung dzal
Ngeronyo,encokencoktinggal bilang
Pada anakmu
Ini salah siapa
Aku tak tahu
“mungkin sama-sama!”lalau tertawa
Menunjukkan Gigi taringnya
Dengan sisah-sisah darah
Indonesia, telah kukirim selusin surat
Beralamat alam bawah tanah
Tapi kenapa
“ditanya kenapa?!” kata dunia
Suratku menjadi figura rumah
;dank kau simpan dalam vas kaktusmu
Oh, negriku
Opatua matabuta-kacaarcaarca punggung tak tegak
Latahlatah dalam terompa rumah
Jangan jadi pelacur bis kota
Marji’ ilaih
-(kopi dan rokok)
Sementara dipinggir jalan
Diwarung-warung yang terpangpang
Nun orang gila
Duduk santai diatas bangku yang telah lapuk
ibawahnya kemenyan sauh
“tanpa tahu,atau, Cuma tak mau tahu”
Dengan secangkir kopi asluhu pahit
Bersama sebatang rokok yang mengepul
Kadang asap merayap kejalan-jalan
Apa ia tak tahu berapa nikotin tersimpan didalamnya
Konsekuensi nikotinisme menjalar dara akar
Bersangkar-lah belukar tanpa nanar
_”-dalam kopi terdapat gulagu l a dan kehangatan
Yang ada, rokokpun membuatmu melayang keseluruh jagaat
berabatabat”katamu_sambil tertawa
kini senja makin terasa
senja siap menanti seluruh umat \ dann malam buat
bula terlelap
dalam tidur nyenyaknya.,.,,,,,,,
-slam,slam,menyelamlah kau pada islam
Islam,islam, ya islam
Bersama secangkir kopi
Kau tumpangi injil,taurat,zabur; bible bible Yang ada
Dengan sesajen kopi dan rokokmu
Yang kadang membuat semua sesak
Dengan mole didalamnya nikotin yang makin tak terasa
_ada dalam ke ma bu kan_
Kopi rokokmu bukanlah tuhan
Tuk mencapai kehangatan
;semalam ada telpon berbunyi
“ini jalan menuju syurga?”katamu
“oh,maaf salah alamat tapi ini siapa?boleh kenalan ga’?“katanya
Kemudian terjadilah percakapan panjang
Tanpa terasa senja akan datang
Kini handpone mu masih tak mati mati
Percakapan terus terjadi
Kapan kau pulang
layar berlayar
perahu layar berlayar
mencari ikan sampai tak pulangpulang
dinegri yang terguncang
layar dan berlayar
kapal berlayar
dilautan penuh gelombang dan buih menyapu tanpa lesuh
sudah kau tahu
senja makin mengada
mengapa kau tak pulang
sementara lautan makin pasang
jangan kau makin pasanngkan samudera
pulannglah,sayang
istri dan anakmu menunggu dirumah
dengan sekrat bir
dari kehidupan nyata
tanpa lata tanpa buta
-jangan jadi arca lah-
Kemdian berpelukan,tercapailah kehanngatan
“israel,amerika, dan negri lamkelam mereka tak kembali pulang”
“palestina,irandan lam slam dalam kebeningan,mereka memang
pulang,namun istri;anak anak mereka telah meninggal,yang meninggal
dengan selusin krat bir kedamaian.
Dan sementara indonesia?.
Sepertinnya ia berlayar dan mungkin tak kan pulang lagi”
Layar dan belayar
Menumpanngi perahu layar
Kapan kamu pulang, sementara lautan
Makin kau buat pasang
Harum busa sabun
dalam novel ketika loncenng berbunyi 12 kali
Di dasar lautan
Putri duyung terpancing oleh rancing tersimpan
Tertera dari papan sekolah
Tak terasa sehelai rambut
Mengkabutkan awan
Meributkan bintang - bintang
Menjadikan perut kelaparan tak pernah keramas malam
Menyisahkan sebotol shampo dalam kamar bulan madu
Yang tak kunjung kembali pulang
Walau langit masih jauh
Dari suara yang keluar dari alam bawah tanah
_dari beberapa kain kerudung;
Cadar terjatuh dalam lautan
Menyantapnya batu
Betu karang karang merobek kulit basahnya
Bolong bolongkan habislah kemala
-tikus memakan pakaian pakain dalam almari
Yang tertutup rapat berbulan bulan
(tak terbuka, sayang)
Menghisap belukar kekar
Telah lama pancuran air tak mengalir atau menetes
Pada tubuh batu, mengubankan rambut kepala
Ber-epilog rontok
Dari montok_ tersedot
Dengan kata meronta ronta
Dalam dekapan sangkar Mu
Tumbuh bakal akar
Memeluk hujan pada pacaaren
Dari sisah sabun lifeboy yang hampir menguap
Menguap_ maka menguap dan hampir tersantap
Ya, dijalan kota ada putri duyung tersalibdialun alun
Dulu kau jual gaun gaun
Merobek kain kain dari kafan zamzam menuju kelamnya malam
Jalan trotoar tanpa lampu neon
Dalam urat bumi hilang dzikiran rumput diladangmu
Hari dari - hari dan kemudian akhir hari ini
Dalam telanjangnya
Mataahari menyilaukan tubuhnya
Putri duyung tertangkap kaca cermin toko sendiri
Ada luka membekas tak hilang hilang
Mungkin tak pernah hilang
Dalam tubuh ikan kan menjadi abu
Mala jum’at Vs Lalat
Malam jum’at
Adalah malam keramat
Jimat jimat berkeliaran
Mencari
Tubuh abuabu yang bermandi susu
Melusuhkan kotoran ayam
Yang kemaren baradu diri
Pada sebuah kaca dijendela rumah
Dan hal itu adalah kisah terlupa
Tak bisa terbaca lagi
Dan mentari pulang kembali
Dengan dali-dali kemala
Eits. Tapi bukan band dadali
Ini adalah kisah nyata;
-malam jum’at adalah malam
Jimat tampak didepan mata
Dan sekarang kita hanya bermain disebuah sumber kecil dipersawahan
Tanpa tahu milik siapa
“aw, ada ikan
Mencumbui tubuh
Bentuknya indah
Warna-warnipula”Katamu
Denganberlagak seperti sishobi
Pada umurmu
Sudah hampir lelah
Temanimu tanpa yang basah
“besok lusa aku akan kembali”katamu lagi tersisah elegi
Meninggalkan ma’,abah
Yang bertarung dengan sapi
Diarea sawahnya
Tanpa alasan sempurna
“du’ oco’ suwesuwe” kata ibumu
Masih ingatkah kau pada kutu-kutu
Dialah yang mencuri dan menghabiskannya
Dikepalamu dankau lupa pakai shampo
Bauh- bauh berterbangan, menjadi saksi
Balada yang terputus di ujung siang
Melupakan malam jum’at
Malam keramat
Sayang, kau kalah pada lalat
16-11-1432H
Untuk_mu
usai sudah_kangen band
Serasa waktu menghimpit kita
Ketika burung pipit mengucap lagu
Yang tertanCap pada desauan angin yang mereka buat
Hingga hutan-hutan yang semula lebat nan Berwarna
penuh cerita dari akar hingga kebatang dan dedaunan
-Yang kini semua kering
Melengking perih karena sakit_
_;sayang, sebenarnya bukan mauku
Tuk membuat hangat yang berubah
Menjadi hujan lebat yang mengguyur semua yang tertulis pada pohon itu
Pada jelma’an mentari, pada lukisan dipasir kemala yang kita buat
Hingga berubah pada lukisan dalam grafity yang tak menemu arti
Yang, aku mulai terbius pilus yang mulai kadaluarsa
-Sayang, semula sungguh ku anggap itu angin malam
Yang sudah biasa membuatku menggigil
Hingga ku tak lagi kan panggil namamu
Temani semu
Namun mengapa? Semua telah redah;Hujan telah tiada
Mengapa kau berubah menjadi abulu’lu’ah yang membunuh umar bin khattab
;Mengapa kau rubah
Hati yang mengibah padamu?_
Dinda,jika malam datang dan aku tak pulang maka jangan
Panggil aku pecundang
Sungguh aku tak ingin jadi malinkundang hanya karenamu, yang
Berikan aku sebuah tulang ikan dan buatku TApEllANg
_Aku talah tersakiti
Olek kalajengking yang menyengat semalam
Dan juga cakaran tanganmu
Aortaku terputus dan meletus otakku bila dengan namamu
Pamflet cinta cinta
Dibingkai hariku msih terlukis namamu
Manjadi puing-puing berwarna pelangi
Yang berubah menjadi hiasan grafity
Yang tak menemui arti
Sikapmu sungguh tak dapat kutebak
Seperti seisi kardus yang masih tertutup rapat dan juga;-
Sibunga putri malu yang selalu kuncup ketika kukecup
dan disini aku tetap saja melompat
Hingga diatas kursi yang terpahat
aku duduk sambil melipat dan
meneta hati
Membuang rasa penat yang menyengat
Kubuang pula sebuah ketupat yang
Semalam disajikan bebrapa orang
dirumah-rumah mereka
_ketupat yang tak kutemu rasanya
Ya, aku tetap melompat
Bersama komat kamit aku duduk tegap
Berdzikir pada sang esa
Dilah yang menjadikan alam begitu indahyang kadang menyiksa dada
Seperti kau yang selalu saja
memaksa memasuki qalbu yg terdalam
Dan tentang kita kupasrahkan saja padan-Nya
Lahir disebuah desa kecil di kota sumenep desa
tengedan batuputih yang mana dia pernah juga dijuluki dengan“penyair kecil”
dipesantren yang dulu ia menimba ilmu disana. Ia mulai mengenal dunia
13-nopember-1995.karya-karyannya hanya berkecapung
dalam majalah dan buletin-buletin pesantren, sepeti halnnya rendezvous(majalah iksbat annuqayah). Buletin sidogiri,muara,buletni nasyith dan lain-lainnya.puisinya juga sering dibacakan dianank santri putri di sidogiri. Dan pernah pula ia menjadi bagian tubuh dari
komunitas sastra :sanggar andalas Annuqayah,sanggar pangeran dan sanggar AIR (alumni raudlatun nasyien) ditempat tinggalnya.dan saat ini ia sedang menekuni ilmu-ilmu agama dipesantren sidiogiri pasuruan setelah boyong dari pesantren annuqayah disumunep. Dia bisa dikontak melalui emailnnya/fb-nya: la.elang@gmail.com dan juga dengan no. Ponselnya 087850317227.
dalam majalah dan buletin-buletin pesantren, sepeti halnnya rendezvous(majalah iksbat annuqayah). Buletin sidogiri,muara,buletni nasyith dan lain-lainnya.puisinya juga sering dibacakan dianank santri putri di sidogiri. Dan pernah pula ia menjadi bagian tubuh dari
komunitas sastra :sanggar andalas Annuqayah,sanggar pangeran dan sanggar AIR (alumni raudlatun nasyien) ditempat tinggalnya.dan saat ini ia sedang menekuni ilmu-ilmu agama dipesantren sidiogiri pasuruan setelah boyong dari pesantren annuqayah disumunep. Dia bisa dikontak melalui emailnnya/fb-nya: la.elang@gmail.com dan juga dengan no. Ponselnya 087850317227.
Diposkan oleh Arsyad Indradi di penyairnusantaramadura.blogspot.com
Jumat, 10 Februari 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar