tali kekang melingkar
mengikat lenguhan beterbangan
jerit kesakitan menggelepar
bersama deras aliran darah
dari leher terpenggal tajam pisau
sampai nafas-nafas bermuncratan
pada wajah daun pisang terhampar
menutup nganga luka di leher
melepas gerak kebebasan
maut seolah hujan
mengguyur batas nasib
menggenangi harum tanah
menumbuhkan sulur-sulur
senyuman para pembantai
Gunung Pati
di gunung menjulang
ketakutan mengecup harapan
bagi perseteruan yang tak selesai
menuntaskan darah pertempuran
pada setiap jejak yang tertanam
menjadi nama keabadian
Pecinan
pada ruang lampion berbunga
ada batas gerak waktu berbeda
memenuhi setiap sudut kota
yang telah tumbuh menjadi cahaya
mencipta pusaran pancaran warna mata
menjadi tabir-tabir kegelapan dalam dada
melingkari ruang-ruang hening
persemayaman titik-titik rahasia
Cabean
pedas bibir merahmu
ada tangkai-tangkai masa lalu
tentang cabe-cabe bertaburan
di dada terbakar sorot mata
berbunga-bunga mekar matahari
tak dapat kuhentikan
getar lidah kenikmat
sampai merekah cahaya memudar
melengkapi dendam panas keinginan
sepanjang aliran sungai kaligarang
mengairi tanah cabean
Tidak ada komentar:
Posting Komentar