Menerjemahkan Waktu
Menerjemahkan senja
seperti berjalan di atas
gelombang membedah dada
di ujung malam kudengar
musik yang lain
kusiramkan segala rindu
Kupuisikan sepanjang waktu,
namun
tak bisa kuwakilkan pada
kupu-kupu
untuk melukiskan kegelapan
Jalan melipat waktu
waktu melipat jalan
kuungkap satu persatu
Selalu tercipta jarak
dari sekian jedah yang
kutempuh
inginku, satu, menyatu,
tapi
inginmu, aku tak bisa
Waktu menghadang
meradang ditepian ladang
dan
aku terbang dengan sayap
doa
terus menelaah alunan raga
di tengah telaga
Ciuman waktu
yang mengelus pipi dan
bibirku
membangkitkan nafsuku
untuk melayani waktu
O.. nafsu
peluklah aku
untuk sekian kalinya aku
bisa
merasakan elusanmu
Nafsu yang melipat rindu
rindu yang melipat nafsu
kucium satu persatu
dari keningmu hingga jari
kakimu
Puaslah aku
melayani waktu
mengolah rasa
menangkap isyarat semesta
Sleman, Juli, 2013
Selesaikah
Kau datang membawa kata
Membawa banyak luka, kau
biarkan ia meleleh ke lembah
Dia mengembara menyepi di
balik kesunyian cahaya
Malam, tiga waktu mengetuk
kesombongan
Kau pun diam, untuk memetik
makna apa sebenarnya cahaya
Pagi, kau selesaikan
bersama embun
Lalu kembali seutuhnya ke
ladangku
2012
Siang
Wanita cantik sekali
dimataku
Ia hendak menusuk ulu
hatiku
Sementara, luka masih
menetes
Dan aku yang takut akan
cinta
Bersembunyi dibalik jendela
Malam-malam menjelma
rambutmu yang hitam
Waktu terus mengalir
Keresahan, tak pernah susup
Demi siang, akan
kutunjukkan
Matahari terbit dari matamu
Seterik apakah matamu
Sehiruk-pikuk apakah dirimu
Akan tetap aku selami
kedalaman cahaya
Dulu, di sini, ada sisa
taman
kita saling berdekapan
Taman-taman itu mengalir ke
tubuhku
Menjadi semesta
Suatu waktu aku ingin
semesta
Menjadi sajakku
menata ruang di dada
menata cahaya
2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar