Madura, laut dimana-mana
ombak dan angin
rindu jadi gulana
di rumahku ada laut, hamparan pasir
serpihan kerikil, tripang dan kerang dari palung
seperti kepergianku semenjak kecil
pengembaraan tak ada ujung
halaman rumahku adalah laut
pohon nyiur, lambai daun yang gugur
buih-buih kenangan
menjelma badai dalam ingatan
di dadaku ada laut
tempatku mandi dan bersuci dari segala ihwal
kotoran-kotoran menepi
segala dengki padamlah
setiap kelahiran, pulanglah
Madura, laut dimana-mana
segala air adalah air mata
menetes hingga cakrawala
di ujung laut
segala rindu akan bermuara
Madura, laut
dimana
mana
(Juni 2010)
Kampung Lebak, Pantai Utara
Semerbak aroma kampung Lebak
tiba-tiba saja menyapa pagiku di Yogyakarta
suara ombak pantai utara, ayunan pohon siwalan, karang-karang, hamparan pasir, kotoran-kotoran manusia, sampah yang menepi, sengat aroma terasi. Mengapa begitu jelas sekali?
rumah-rumah kecil di sepanjang pesisir, beratapkan langit, cahaya purnama. Gunung pasir, tempat aku bermain , perlahan hilang ditangan para penambang yang tak panjang pikir.
kadang laut bergemuruh
para nelayan menghapus peluh
selamat pagi, kampung halaman!
kampung Lebak, pantai utara
kuingat menara masjid tempat matahari terbit, muara sungai, perbatasan desa-desa, sempat ku mengadu layang-layang, mengejar hingga seberang sungai, waktu kecil dulu.
telah kuhirup semerbak aroma kampung Lebak
sejauh mana cita-cita telah kujelajahi?
tak jarang, ingatan pada tanah kelahiran, memapah rindu jadi abu
(Yogyakarta, Juni 2010)
Badrul
Munir Chair, lebih dikenal dengan nama pena Munajat Sunyi, Lahir di pesisir Ambunten
(sebuah desa di pantai utara Sumenep-Madura), 1 Oktober 1990. Menulis cerpen
dan puisi, karya-karyanya masuk dalam sejumlah Antologi bersama, diantaranya
antologi cerpen Di Pematang Pandanaran (Matapena, 2009), Bukan Perempuan
(Grafindo-Obsesi, 2010), dan beberapa antologi puisi, seperti Diorama (Antologi
Penyair Tanpa Bilangan Kota) (Pondok Mas, 2009), Antologi Puisi Penyair
Nusantara Musibah Gempa Padang (E Sastera, Kuala Lumpur 2010 ), kumpulan cerpen
duetnya (bersama seorang teman) yang sudah terbit berjudul Bangkai dan
Cerita-cerita Kepulangan (FUY, 2009). Kini aktif bergiat di Masyarakat Bawah
Pohon. Bisa dikunjungi di blognya: badrulmunirchair.blogspot.com.
Diposkan
oleh Arsyad Indradi di penyairnusantaramadura.blogspot.com
Jumat, 05 November 2010
Jumat, 05 November 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar