Jerit
Rindu
Rintihan rindu di ujung keresahan
Membasahi danau gairah pada kedalaman rasa
Dan sampaikan salam kekasih
Pada tiap deru tasbih para malaikat
Diantara sajadah yang menangis
Mengenang kekasih dalam setiap sujud
Suara yang sekarat
Memanggil namamu pada langit
Rindu itu menjerit dalam setiap malamku
Sumenep 05 Januari 2011
Rintihan rindu di ujung keresahan
Membasahi danau gairah pada kedalaman rasa
Dan sampaikan salam kekasih
Pada tiap deru tasbih para malaikat
Diantara sajadah yang menangis
Mengenang kekasih dalam setiap sujud
Suara yang sekarat
Memanggil namamu pada langit
Rindu itu menjerit dalam setiap malamku
Sumenep 05 Januari 2011
Gelisah November
Getar jiwa menusuk batin kekasih
Kembali menoreh luka kegelisahan
November kenangan dalam gelisah
Senantiasa aku haturkan asmara abadi
Padamu kekasih
Tenatng sepucuk rasa yang tak lekang oleh waktu
Sumenep 09 Januari 2011
Tentang Kekasih
Kala gerimis di sudut kegelisahan
Aku meraung namamu
Sebuah keabadian dari masa silam
yang tak lekang oleh detak jantung
burung-burungpun mengabarkan angin kasmaran
dari ujung pelangi sore
dan disana aku bersabda
tentang kekasih “ kekasih adalah yang dekat ketika dunia sepi”
Sumenep 02 januari 2011
Khatim Maulina lahir di Kerta Barat Dasuk
Sumenep Madura April 1991, Alumnus PP.Annuqayah Guluk-guluk Sumenep Madura,
karya-karya berupa Puisi, Cerpen dimuat di beberapa Media seperti ;Majalah
Almadina( Suarabaya) Radar Madura dan beberapa media lainnya. Sekarang aktif di
berbagai Komuniatas Sastra, pernah mengikuti Liburan Sastra Pesantren yang
diadakan oleh Matapena Yogyakarta, cerpenya masuk dalam Antologi bersama ; Kaliopak
Menari (Matapena, 2008)
Diposkan oleh Arsyad Indradi di
penyairnusantaramadura.blogspot.com
Selasa, 02 Agustus 2011
Selasa, 02 Agustus 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar