Aku Darah Sajak
aku bukan sajak yang ditatap matamu
dan dibaca bibirmu
aku sajak matamu dan bibirmu
dari darahku sendiri
ini bukan jalanmu
jalanku inilah kebahagiaan
kebahagiaan inilah jalan tuhan
manusia inilah jalanku
sedih luka adalah pengasingan
kebahagiaan yang tak kau punya
kebahagiaan yang menyiksa
pengasingan ke dalam kata ke luar semesta
aku darah sajak
tak akan menetes pada baju dan kain kafan
menetes pada mata dan bibirmu
menetes atas jalan sepanjang jalan
jalan yang mengalirkanku
pada air mata dan bharapanh bibirmu
jika aku ada
aku tak ingin dibaca
aku tak ingin diucapkan
aku ingin mengalir saja menemukan cahaya
pada mata dan bibirmu
pada mata dan bibirku
di antara kelopak layu jiwa-jiwa
jika aku tiada
aku darah sajak
hanya ingin kembali menemui harapanlusulnya
dalam mata dan bibirmu
dalam mata dan bibirku
sebelum menetes menjadi kata
Yogya, 170408
aku bukan sajak yang ditatap matamu
dan dibaca bibirmu
aku sajak matamu dan bibirmu
dari darahku sendiri
ini bukan jalanmu
jalanku inilah kebahagiaan
kebahagiaan inilah jalan tuhan
manusia inilah jalanku
sedih luka adalah pengasingan
kebahagiaan yang tak kau punya
kebahagiaan yang menyiksa
pengasingan ke dalam kata ke luar semesta
aku darah sajak
tak akan menetes pada baju dan kain kafan
menetes pada mata dan bibirmu
menetes atas jalan sepanjang jalan
jalan yang mengalirkanku
pada air mata dan bharapanh bibirmu
jika aku ada
aku tak ingin dibaca
aku tak ingin diucapkan
aku ingin mengalir saja menemukan cahaya
pada mata dan bibirmu
pada mata dan bibirku
di antara kelopak layu jiwa-jiwa
jika aku tiada
aku darah sajak
hanya ingin kembali menemui harapanlusulnya
dalam mata dan bibirmu
dalam mata dan bibirku
sebelum menetes menjadi kata
Yogya, 170408
Rahasia
dunia ada pada jalan segala sunyi
mataku menatap matamu
yang itu hanya pada mataku
yang ada rahasia matamu
seperti mataku menjelma rahasia
sepotong roti dan segelas anggur merah
atau aroma surga pada lembaran sejarah
namun, ini rahasia
semua rahasia
juga kata cinta
yang tak cukup untukmu
Yogya, 080408
Cermin Tinta
wajah-wajahku mutiara
sketsa kalimat berwarna
sebentuk kalimat cahaya
sebentuk warna surya
wajah-wajahku
tercipta dari tangan gemetar
teka-teki mata terdalam
sebuah aliran dunia
sebuah cermin yang mengalir
Yogyakarta, 2008
Matahari Bertangan Hampa
matahari sekuntum agresif bunga
agresif seribu mata tak nyata
matahari selembar hijau daun
hijau kulit warna juga tak nyata
tangan matahari menyentuh
ketiadaan tak dapat kusentuh
matahari tangan hampa
matahari kehampaan tangan
selembut sinar
udara cermin semburm untuk tangan itu
tangan ini ingin menyentuhnya
menyentuh keutuhannya
sebagai keutuhan bahharapan
sebagai bahharapan tangan
sebagai tangan kosong
sebagai kosong cermin
sebagai cermin keutuhan
Yogyakarta, 2008
Aku Melukismu
aku melukismu
gelembung udara dan arus warna
sebentuk rupa udara dan rupa warna
kau lukisanku
lukisan udara warna lukisanku
lukisan warna udara lukisanku
namun ini bukan lukisanmu
ini percikan cat mengkilat
dari jemari berdarah tak merah
mungkin ini juga lukisanmu
lukisan mata warna buta
lukisan mulut warna bisu
Yogyakarta, 2008
*) dari buku Antologi Puisi Mazhab Kutub (PUstaka puJAngga, 2010)
Diambil
dari: http://sastra-indonesia.com/2010/06/puisi-puisi-ala-roa/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar