Proses Pergantian Nama Dari: Matroni el-Moezany ke Matroni Muserang
Kompasiana.com,
19 February 2013
Apa pun yang lahir ke dunia harus di beri nama. Nah
nama saya Matroni, karena saya hijrah ke Yogyakarta untuk menjadi penulis, maka
seperti teman-teman harus memiliki nama. Mula-mula saya belajar di Pondok
pesantren Hasyim Asyarie, Asuhan Zainal Arifin Thoha (alm), dan di sana saya
belajar menulis.
Siang itu, penyair Ahmad Muchlis Amrin sebagai guru
saya, saya memberikan tulisan berupa puisi kepada beliau, namamu siapa, tanya
penyair itu? Matroni, jawabku, terus nama Bapakmu? Muzani. Tak kasih nama
Matroni el-Moezany ya, namamu. Karena yang memberi nama adalah sang guru maka
dengan senang hati aku mengiyakan. Sejak itulah aku memakai nama Matroni
el-Moezany, waktu itu tahun 2005, dan saya pun menggunakan nama Matroni
el-Moezany sampai akhir 2012. Walau dipertengahan tahun 2012 saya sebenarnya
ingin sekali ganti nama, akhirnya saya sharing saya penyair perbatasan Andi
Magadhon, dan beliau menyuruhku untuk mengganti dengan nama Matroni Muserang.
Matroni Muserang sebenarnya sudah saya renungkan
sekitar 6 bulan aku baru yakin setelah 8 bulan untuk ganti dengan Matroni
Muserang. Sejak itulah akhir tahun 2012 sampai sekarang saya menggunakan Matroni
Muserang. Sebenarnya sangat berat saya ganti nama,karena mengingat Muserang
adalah kakekku yang kata bapakku dan nenekku, beliau adalah orang yang
unik,bahkan ketika meninggal badannya bersinar, dan saat itulah aku mulai yakin
Matroni Muserang akan saya pakai untuk namaku ketika aku menulis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar