Tahun Baru
Mereka
menjemputnya
kerlap-kerlap
bara,
bising
kenalpot
menggelegar
di udara.
Kota-kota
berkabut;
tumpang-tindih
yang hitam,
berasap,
percik cahaya,
suara-suara.
Nafas
anggur
membalut
dusta,
suka
cita.
Tak
ada doa, juga refleksia
menyambut
hari muda;
sia-sia.
Madura, 2013
Selamat Datang Januari
Selamat
datang januari,
terimalah
hal tak terduga.
Seperti
duka memanjang melebihi
Desember
yang kejam;
penuh
luka, darah membara.
Tak
terobati menata tatap wajah
negeri.
Madura, 2013
Aku Ingin
Aku
ingin menjadi bagian
wajahmu
yang berpijar-pijar.
Seperti
seperempat bulan
kau
salami kedalaman awan
dan
ribuan bebintang
Di
tengah waktu bisu
kau
tengadah
bahkan
lupa dengan
siapa
kau bertatap muka.
Aku
ingin menjadi bagian
dari
wajahmu yang
remang
lalu
kau
selipkan
cahaya,
juga
seberkas
luka.
Sumenep, 2013
Perjumpaan yang Tak Usai
Aku
jelajahi lembahmu
yang
kemarau. Udara meniup dari selatan.
saat
kau seka isakmu
yang
diam-diam berguguran.
Doa-doa
tak selaras, tak sepintas
pandang
wajahmu melayu.
Hanya
serpihnya meretas
pada
perjumpaan yang tak
kunjung
usai.
Bangkalan, 2013
Di Minggu Malam
Ia
menyeka langit
menyeruput
kabut yang
hampir
renggang di altar
kegelapan.
Awan-awan
berarak pada
lempuyang
matamu yang sorotnya
kunang-kunang.
Dedebur
selaba bergerak
menghantam
dermaga.
Tubuhnya
mendekap
penuh
hasrat
juga
mudarat.
Bangkalan, 2013
Saat Hujan Itu
Gardu
dengan nganga
tubuhnya
menelanku
tiba-tiba.
Di
dalamnya, ribuan
otak
bersenggama dalam
pasrah,
mungkin juga resah.
Harap-harap
berserak
di
hulu nafas.
Langit
muntahkan
bulir-bulir
panjang.
Sedang,
kita
menatap arah pulang.
Bangkalan, 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar