Sumber: Abstract Painting, Jason Twiggy Lott. |
Kabar cuaca
Apa
kabar cuaca?
Sebenarnya
aku ingin pergi ke luar rumah
Menegok
tembakau yang baru saja dipanen dan digulung
Serta
melihat yang sudah dibalut tikar meski belum juga terjual
Tetap
saja bersandar di pojok di ruangan ini
Serasa
mataku tak bisa memanjang jauh
Di
rumah tetangga juga begitu
Berjibun-jibun
membentuk gunung
Adakah
gudang mau menampungnya
Jangan-jangan
hanya jadi tempat peralihan semata tanpa dibayar
Aih…
langit sudah mulai gelap
Terkesiap
cahaya bulan yang jatuh di antara sawah
Yang
setengah rontang
Kini
kau tanyakan kabarku
Setelah
keringatku tumpah menjalari tanah-tanah tandus
Biar
bunga tembakau menjadi bunga terompet yang
Berbuyi
di sela-sela bibirmu
Jangan
tanyakan lagi cuaca saat ini
Yang
jelas di sini api berkoar setelah kau pantik
Korek
api dari bibirmu
Sumenep,
2014
Rekonstruksi masa lalu
Aroma
tubuhmu masih lekat mengikat hidung
Menari-nari
seperti angin kehilangan arah
Dan
aku tetap tersesat di matamu yang hitam
Sambil
berlari menanam jarum jam
Aku
berdzikir namamu yang mengalam
Marimba
seperti paku bumi
Di
sini tak ada anggur apalagi ganja
Hanya
saja aku mabuk sehabis meneguk madu dari bibirmu
Dan
aku tersesat kembali
Seperti
waktu itu.
Sumenep,
18 september 2014
Surat
Surat
yang ku titipkan pada angin
Telah
terdampar ke dalam malam
Menunggu
jarum jam menyobekkan esok pagi
Jika
nanti kau jumpai surat dengan tinta lipstick itu
Balas
dengan jarimu yang mengucurkan keingat kuning
Pada
kertasnya ada bunga-bunga yang ku pahat seperti wajahmu.
Sumenep,
2014
Benazir
Nafilah: penulis aktif di Sanggar Lentera STKIP PGRI Sumenep.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar